Soloraya
Sabtu, 6 Agustus 2011 - 21:54 WIB

Warga Bulakrejo keluhkan kualitas Raskin buruk dan berkutu

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - KUALITAS JELEK—Kutu-kutu terlihat di salah satu kemasan Raskin yang diberikan kepada 68 kepala keluarga (KK) di Dukuh Bulakrejo RT 22, Desa Ngargosari, Sumberlawang, Sragen, Sabtu (6/8/2011). (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Sragen (Solopos.com) – Lagi-lagi kualitas beras untuk warga miskin atau Raskin kembali dikeluhkan. Kali ini puluhan warga di Dukuh Bulakrejo RT 22, Desa Ngargosari, Sumberlawang, Sragen mengeluhkan kualitas beras untuk rakyat miskin (Raskin) yang buruk dan berkutu. Sebanyak 68 kepala keluarga (KK) di dukuh setempat meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mengganti Raskin yang diterima mereka baru tiga hari lalu.

KUALITAS JELEK—Kutu-kutu terlihat di salah satu kemasan Raskin yang diberikan kepada 68 kepala keluarga (KK) di Dukuh Bulakrejo RT 22, Desa Ngargosari, Sumberlawang, Sragen, Sabtu (6/8/2011). (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Advertisement
Sejumlah warga setempat berbondong-bondong mendatangi rumah Ketua RT 22 dengan membawa Raskin yang masih utuh dalam sak berukuran 15 kg dan Raskin yang sudah terbuka, Sabtu (6/8/2011). Mereka pun meminta kepada Ketua RT setempat untuk melaporkan kualitas Raskin itu ke Pemerintah Desa Ngargosari.

Ny Sarimin, 70, saat dijumpai wartawan, di depan rumah Ketua RT 22, mengatakan Raskin yang dibeli dengan harga Rp 1.800/kg itu sudah tidak layak dimakan. Dia mengungkapkan berasnya pecah-pecah dan ditemukan banyak kutu. “Jangan untuk dimakan, beras ini saya kasihkan ke ayam saja tidak dimakan. Kok ya tega-teganya memberi bantuan beras
untuk orang tidak punya kualitasnya seperti ini?” keluhnya. Menurut dia, kualitas Raskin bulan lalu juga kurang baik, tapi warga masih bisa menerima. Tapi kualitas Raskin bulan ini, sambungnya, warga tidak bisa menerima karena sulit mengolahnya untuk dimakan.

Warga lainnya, Lasmini, 43, menambahkan sebelum dikonsumsi beras itu harus dicuci berulang-ulang dan harus benar-benar dibersihkan dari kutunya. “Mbah Sarimin itu sudah berulang kali membersihkan tetap saja masih ada kutunya. Kami meminta kualitas Raskin diperbaiki agar bisa layak dimakan,” harapnya.

Advertisement

Ketua RT 22, Cipto Wiyono, menandaskan banyak warga yang protes atas kualitas beras yang buruk dan berkutu itu. Dia mengaku sudah meminta sampel beras dan akan dibawa ke rapat tingkat desa. Penerima Raskin di RT 22, urainya, sebanyak 16 KK miskin. “Karena banyaknya KK miskin, kami membagi rata jatah Raskin sebanyak 16 sak berkapasitas 15 kg/sak itu kepada 68 KK. Masing-masing KK menerima Raskin seberat lima kilogram dengan menyerahkan uang senilai Rp 9.000 setiap lima kilogram,” tambahnya.

Sementara itu, Pengelola Program Raskin Pemkab Sragen, Budi, mengaku akan berkoodinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menangani keluhan warga itu. Dia akan meminta Bulog mengganti Raskin yang kualitasnya buruk di wilayah Ngargosari. “Saya sudah koordinasi dengan Bulog agar Raskin di Bulakrejo itu diganti,” tegasnya.

trh

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif