Soloraya
Kamis, 9 Juli 2020 - 17:36 WIB

Warga Desak Makam Sunan Pandanaran Bayat Klaten Dibuka Lagi

Ponco Suseno  /  Ginanjar Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi pintu masuk objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran di Paseban, Bayat, Klaten, Kamis (9/7/2020). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Warga Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mendesak Gugus Tugas Pencegahan dan Pengendalian (Gusgas PP) Covid-19 Klaten segera membuka objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran, Bayat, dalam waktu dekat.

Dibukanya objek wisata religi itu diyakini akan menggerakkan roda perekonomian warga setempat di tengah pandemi Covid-19.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran telah ditutup untuk masyarakat umum sejak empat bulan terakhir. Penutupan itu terkait erat dengan munculnya pandemi Covid-19.

Ratusan warga di Paseban, Kecamatan Bayat sangat menggantungkan pendapatan sehari-hari dari objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran. Di kawasan objek wisata religi itu terdapat 240 pelaku usaha dan 100 tukang ojek.

Advertisement

Ratusan warga di Paseban, Kecamatan Bayat sangat menggantungkan pendapatan sehari-hari dari objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran. Di kawasan objek wisata religi itu terdapat 240 pelaku usaha dan 100 tukang ojek.

Khusus tukang ojek, anggota yang masih aktif mangkal di kawasan objek wisata mencapai 60 orang.

"Selama empat bulan ini, warga yang bekerja di kawasan sini praktis tidak memperoleh penghasilan. Makanya, warga berharap objek wisata religi ini segera dibuka," kata Kades Paseban, Eko Tri Raharjo, saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (9/7/2020).

Advertisement

Pada Kamis (9/7/2020), Pemdes Paseban mengundang organisasi perangkat dinas (OPD) terkait guna membahas persoalan tersebut.

"Intinya, warga dan pengelola siap membuka objek wisata. Tentunya, dengan mengedepankan protokol pencegahan Covid-19. Saat ini tinggal menunggu keputusan dari ketua Gusgas PP Covid-19," ujar Eko.

Eko Tri Raharjo mengatakan sebelum pandemi Covid-19, jumlah pengunjung di objek wisata religi itu berkisar 5.000-an orang per bulan. Pengunjung berasal dari Jawa, Madura, Sumatra. Jumlah pengunjung di objek wisata religi Sunan Pandanaran mencapai puncaknya dalam setahun saat memasuki bulan Ruwah dan Sura.

Advertisement

"Saat bertemu dengan OPD terkait, kami diberi masukan terkait pengaturan antrean [jaga jarak]," katanya.

Persiapan

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Sri Nugroho, mengatakan telah melakukan simulasi tahap II terkait pengecekan kondisi di objek wisata religi Makam Sunan Pandanaran Bayat, Kamis (9/7/2020). Hal itu dilakukan bersama OPD lainnya di lingkungan Pemkab Klaten.

"Kesiapan objek wisata religi Sunan Pandanaran ini sudah mencapai 90 persen. Persiapan guna mendukung protokol pencegahan Covid-19 tinggal dilengkapi beberapa hal, seperti memikirkan saluran pembuangan setelah cuci tangan pakai sabun. Setelah ini, kami akan laporkan ke ketua Gusgas PP Covid-19 sekaligus bupati Klaten. Yang berwenang membuka, yakni bupati," katanya.

Advertisement

Hal senada dijelaskan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Nur Tjahjono Suharto. BPBD Klaten turut menyosialisasikan pentingnya menaati protokol pencegahan Covid-19 di kawasan objek wisata.

Tambah Satu, Kasus Positif Covid-19 Kota Madiun Jadi 18 Orang

"Harus seizin ketua Gusgas PP Covid-19 [saat ingin membuka objek wisata]. Tentunya harus dibarengi dengan menaati protokol pencegahan Covid-19. Jangan sampai muncul klaster baru di objek wisata," katanya.

Sebelumnya, Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan akan melihat perkembangan situasi dan kondisi di Kabupaten Bersinar dalam waktu satu pekan mendatang. Diharapkan kondisi di Klaten dapat mempertahankan kondisi berisiko rendah penularan virus corona sebagaimana yang tercatat hingga 5 Juli 2020.

"Kami akan lihat terlebih dahulu datanya. Jika memang dalam satu pekan mendatang masih sama [zona berisiko rendah], Klaten bisa saja siap-siap menyambut kenormalan baru," katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif