SOLOPOS.COM - Ilustrasi paspor (opmsecurity.com)
Solopos.com, KARANGANYAR– -Warga di Kota Solo memiliki paspor paling banyak dibanding kota-kota lainnya di wilayah Soloraya.
“Sekarang ini paspor sudah bukan barang mewah lagi. Karena itu sekarang sudah banyak orang memiliki paspor. Dulu orang mencari paspor tidak sebanyak seperti sekarang ini,” ujar Kepala Imigrasi Surakarta, Djarot Sutrisno ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya pekan lalu.
Menurut dia warga yang membuat paspor berusia variatif mulai bayi sampai orang tua. Mereka tersebar di seluruh wilayah kerja Imigrasi Surakarta yaitu Kotamadya Solo dan enam kabupaten di Soloraya yakni Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Wonogiri dan Klaten.
Dia menambahkan saat ini seorang bayi yang hendak bepergian ke luar negeri harus dibuatkan paspor dengan fotonya sendiri. Sebab untuk bepergian ke luar negeri, masing-masing harus memiliki paspor sendiri dan berlaku selama lima tahun. Persyaratannya antara lain, surat nikah kedua orang tua, kartu keluarga dan KTP milik kedua orangtua.
Menyinggung saat permintaan atau pengurusan paspor tertinggi, Djarot mengatakan saat musim haji dan juga musim liburan sekolah. Dia mengemukakan saat ini sudah banyak pelajar yang memanfaatkan libur panjang bepergian ke luar negeri. Sedangkan biaya pembuatan paspor per unit mencapai Rp 255.000, dengan perincian Rp 200.000 untuk buku dan Rp 55.000 untuk biaya foto.
Dia mengungkapkan tahun 2015, Indonesia juga sudah mulai memberlakukan paspor elektronik, yang akan menjadi standar internasional dan berlaku di seluruh dunia. Paspor ini mulai diberlakukan 2015, karena pada tahun itu juga mulai diberlakukan sistem autogate di seluruh bandar udara internasional. “Nantinya dalam paspor elektronik itu dilengkapi chip di dalamnya yang berisi data-data penting,” kata dia.