SOLOPOS.COM - Warga Dukuh, Delanggu, Klaten, menduduki kompleks pembangunan pabrik garmen di Dukuh, Jumat (19/6/2020). (Solopos-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Puluhan warga Desa Dukuh, Kecamatan Delanggu, Klaten, menduduki kompleks pembangunan pabrik garmen, PT Sumber Sandang Top di wilayah setempat, Jumat (19/6/2020) pukul 10.00 WIB.

Warga Dukuh mempersoalkan pembangunan pabrik garmen yang "mencaplok" keberadaan Sungai Sigong yang juga dijadikan warga sebagai saluran irigasi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Berdasarkan pantauan Solopos.com, saat warga mendatangi kompleks pembangunan pabrik itu, para pekerja masih sibuk merampungkan pembangunan konstruksi pabrik. Para pekerja mengoptimalkan satu unit backhoe guna memperlancar pekerjaan mereka.

Begitu masuk di kompleks pembangunan pabrik seluas 12 hektare itu, warga menuju ke pinggir Sungai Sigong di kompleks tersebut. Setiap harinya, aliran Sungai Sigong itu biasa digunakan warga sebagai saluran irigasi pertanian.

Terjadi Lagi, Netizen Ungkap Senar Layangan Gores Leher Bocah di Solo

Di lokasi itu, warga memasang spanduk bertuliskan "Sungai Fasilitas Umum, Tidak Boleh Dikuasai Siapa Pun". Selain dipasang di dalam kompleks pembangunan pabrik, warga juga memasang spanduk yang tulisannya sama di pinggir Jalan Delanggu-Juwiring.

Selepas memasang spanduk, warga ditemui perwakilan manajemen pabrik, yakni Priyono, 55. Di lokasi tersebut, warga terlibat pembahasan dengan perwakilan manajemen pabrik. Selama pembahasan, aparat keamanan turut memantau dialog singkat antara warga dengan perwakilan manajemen pabrik.

"Sungai ini juga menjadi saluran irigasi pertanian. Lokasi saluran irigasi ini berada di dalam pabrik. Jika di dalam pabrik, kami kesulitan memantau sewaktu-waktu alirannya. Kami meminta sungai ini tetap berada di luar pabrik," kata salah seorang warga di Dukuh, Kecamatan Delanggu, Guyub Krisnanto, saat ditemui wartawan di kompleks pembangunan pabrik, Jumat.

Hanya Sragen, Wilayah di Soloraya yang Bisa Lihat Gerhana Matahari Cincin

Hal senada dijelaskan Ketua RW 005 Dukuh, Usman. Aliran air dari sungai atau saluran irigasi yang ada di dalam pabrik itu menuju ke areal pertanian warga. Hal itu otomatis dapat mengganggu petani jika sewaktu-waktu ingin mengecek kelancaran saluran irigasi.

"Aliran air di sini mengarah ke pertanian. Kalau puluhan hektare ada luasannya. Selama pembangunan pabrik dalam dua bulan terakhir ini, memang tak ada komunikasi dengan warga sekitar," katanya.

Membuka Pintu

Di kesempatan itu, perwakilan manajemen pabrik, Priyono, mengaku siap bermusyawarah dengan warga membahas persoalan aliran sungai tersebut. Meski sungai berada di dalam pabrik, manajemen pabrik juga siap membuka pintu bagi petani yang akan mengecek aliran tersebut.

"Sungai ini awalnya belok-belok. Lalu kami luruskan. Kami tak akan mengganggu fungsi dari sungai ini. Nantinya di kanan-kiri sungai akan kami bikin taman. Jika petani ingin memantau kondisi aliran sungai, silakan saja. Setiap hari ingin melihat, tidak kami persoalkan. Kami pun juga siap menampung warga selama pembangunan pabrik. Kami sudah sering ingin menemui pak kades, tapi yang bersangkutan sulit ditemui," katanya.

Dialog juga dihadiri perangkat desa di Dukuh. Pemdes Dukuh siap menjembatani pertemuan warga dengan perwakilan manajemen di awal pekan mendatang.

Tiap Hari Puluhan Orang Datang Untuk Berfoto di Rutan Solo, Apa Sih Daya Tariknya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya