SOLOPOS.COM - Anggota Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) si Karanganyar bekerja bakti membersihkan lorong jembatan Kali Mubeng di Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar, di timur Pabrik Gula (PG) Tasikmadu, Selasa (14/12/2021). (Solopos.com/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sejumlah warga menggelar kerja bakti membersihkan Kali Mubeng di bawah jembatan di timur Pabrik Gula Tasikmaduk, Desa Ngijo, Tasikmadu Karanganyar, Selasa (14/12/2021). Mereka merupakan petani pengguna air daerah irigasi Kalongan.

Pampatnya Kali Mubeng akan berdampak pada kelancaran pasokan air di lahan pertanian mereka. Sampah yang menumpuk di lorong jembatan Kali Mubeng di Desa Ngijo membuat pasokan air terganggu selain juga menyebabkan banjir. Oleh karenanya, mereka bersama-sama menyingkirkan sampah tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kali Mubeng menjadi saluran irigasi bagi lahan pertanian di enam desa di tiga kecamatan di Karanganyar. Begitu kali itu pampat, maka pasokan air lahan pertanian di enam desa tersebut bakal terganggu.

Baca Juga: Pembongkaran Jembatan Kali Mubeng Tasikmadu Terkendala Rel Bengkong

Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A) Daerah Irigasi (DI) Kalongan, Sumarno, mengatakan aliran irigasi sejak jembatan Kali Mubeng di timur Pabrik Gula (PG) Tasikmadu dimanfaatkan oleh petani di enam desa di tiga kecamatan.

Desa tersebut adalah Buran, Kaling, dan Karangmojo (Kecamatan Tasikmadu), Brujul (Kecamatan Jaten), Macanan, dan Nangsri (Kecamatan Kebakkramat).

“Jadi kalau sampai aliran ini terganggu, pengairan mereka pasti terdampak,” ujarnya di sela-sela kerja bakti pembersihan jembatan timur PG Tasikmadu, Selasa (14/12/2021).

Oleh sebab itu, GP3A sangat berkepentingan dengan kelancaran aliran sungai tersebut. Pihaknya pun menggerakkan petani anggota P3A untuk ikut bekerja bakti membersihkan sampah lorong jembatan tersebut.

Baca Juga: Pembatalan PPKM Level 3 Belum Ngefek ke Okupansi Penginapan di Tawangmangu

“Makanya untuk mengantisipasi sungainya pampat lagi, kami bersama pihak terkait bekerja bakti membersihkan sungai dari sampah di lorong jembatan,” imbuhnya.

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu aliran Kali Mubeng meluap karena sampah yang menyumbat di kolong jembatan Kali Mubeng di Desa Ngijo. Sampah kebanyakan berupa kayu dan bambu. Pembersihan sudah dilakukan tetapi tidak bisa maksimal karena terdapat sampah keras di kolong jembatan. Sehingga ketika datang sampah baru di sungai itu, aliran kembali mampat.

Rencananya, jembatan itu akan dibongkar namun tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat karena terkendala waktu penganggaran serta keberadaan rel jalur angkutan tebu milik PG Tasikmadu, tepat di jembatan tersebut. Solusi sementara adalah pembersihan rutin dan pemasangan penyaring besi di depan lorong jembatan.

Baca Juga: Tingkatkan Peran Ormas Islam, LDII Karanganyar Gelar Seminar Kebangsaan

Sementara itu, dampak lain dari pampatnya aliran sungai adalah terancamnya keselamatan pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor.

Kepala Desa Ngijo, Suwarso, mengatakan pada saat hujan turun dan aliran pampat, luapan air akan menggenangi jalan serta rel bengkong di atasnya. Sehingga pengendara sepeda motor tidak dapat melihat posisi rel dan sering terpeleset.

“Yang hawatirkan utamanya adalah keselamatan pengguna jalan, terutama ibu-ibu dan perempuan. Pada saat air meluap dan airnya menutup jalan, banyak yang terpeleset di rel bengkong. Sudah puluhan pengendara yang jatuh di sini,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya