SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelecehan seksual. (Freepik.com)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kasus dugaan pelecehan seksual menimpa enam santriwati di Pondok Pesantren (Ponpes) KM di Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, menuai pro dan kontra di masyarakat setempat.

Sebagian masyarakat menilai ponpes tersebut layak ditutup. Namun tak sedikit pula yang menghendaki ponpes KM tetap dibuka.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Hingga saat ini Kementerian Agama (Kemenag) Karanganyar belum menentukan kebijakan terkait operasional ponpes selepas pucuk pimpinan pondok BNR alias AB ditahan Polda Jawa Tengah.

Kades Jatipuro, Rakino, mengungkapkan kondisi ponpes KM sepi ditinggalkan para santrinya. Mereka telah dijemput walinya masing-masing untuk kembali ke rumah melanjutkan sekolah di sana.

“Sekarang sepi meski masih ada aktivitas di sana. Masih tinggal beberapa santri saja di sana,” ungkap Rakino saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (12/9/2023) petang.

Rakino mengatakan istri BNR mengganti suaminya menjadi guru ngaji di sana. Sehingga para santri yang masih bertahan di Ponpes KM, masih bisa belajar mengaji. “Ya sekarang ngaji sama Nyai [istri BNR],” kata dia.

Ia melanjutkan, ada sebagian masyarakat menghendaki penutupan ponpes tersebut. Namun banyak pula yang meminta ponpes tetap dibuka. Apalagi kasus tersebut belum ada kepastian hukum.

Sampai saat ini, diakuinya masih banyak warga yang belum mempercayai kasus dugaan pelecehan dilakukan oleh BNR. Masyarakat mengenal sosok BNR terpandang, saleh, agamais, dan baik kepada siapa pun. Dalam berbagai kegiatan masyarakat, BNR juga kerap mengikutinya.

“Setiap malam Jumat Kliwon selalu mengadakan pengajian rutin dengan menghadirkan tokoh atau ulama dari berbagai daerah,” kata dia.

Para jemaah yang ikut pengajian mencapai seribuan orang. Mereka datang dari berbagai daerah. Tidak hanya dari Soloraya, namun juga Jawa Timur. “Banyak yang tidak percaya. Warga masih mikirnya paling seperti kasih sayang bapak ke anak. Bukan pelecehan sampai persetubuhan,” tutur Rakino.

Beruntung, kata dia, kasus ini tidak menimbulkan gejolak di kalangan masyarakat setempat. Hanya, istri BNR hingga kini masih syok dengan kasus dugaan pelecehan yang menimpa suaminya.

Petugas pemerintahan bahkan belum berani sering-sering mengunjungi ponpes selepas BNR ditangkap Polda Jawa Tengah. Apalagi untuk menyambangi istri BNR tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya