SOLOPOS.COM - Para siswa SMK Bina Patria 2 Sukoharjo melintas di tepi sawah di Gawangan, Bulakrejo, Kecamatan Sukoharjo, Sukoharjo, yang terendam air luapan Kali Langsur, Rabu (3/2/2016) pagi. (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Pencemaran lingkungan Sukoharjo, warga mencium bau tak sedap dari kali Langsur.

Solopos.com, SUKOHARJO — Warga sekitar Kali Langsur, khususnya warga Kampung Kelurahan, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, kembali mengeluhkan bau yang diduga berasal dari limbah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ketua Handarbeni atau Komunitas Kali Langsur, Subakdo, saat ditemui wartawan di Kampung Kelurahan, Selasa (24/10/2017), mengatakan bau itu tercium warga sekitar sepekan terakhir. Bau muncul pada siang hari sekitar pukul 10.00 WIB.

Selain bau limbah warga juga tak berani turun ke sungai karena warna air berubah menjadi hitam. “Bau limbah muncul lagi empat hari yang lalu. Bau itu diyakini warga berasal dari Kali Langsur dan berwarna hitam,” katanya.

Subakdo bercerita warga tidak berani turun ke sungai apabila air sudah berwarna hitam.

“Dahulu pernah ada warga turun menyeberangi air Kali Langsur, ternyata daging tubuhnya terasa gatal dan lecet jika digaruk. Jadi jika ada kegiatan bersih-bersih Kali Langsur warga tak mau turun ke kali jika warna air hitam. Takut terkena penyakit,” ungkap dia.

Lebih lanjut Subakdo bercerita dahulu bau limbah pernah ada tetapi belakangan muncul lagi. Menurutnya, warga belum mencari sumber limbah warna hitam yang mengalir ke Kali Langsur. Dia berharap dinas terkait turun melakukan pengecekan dan pembuktian sendiri.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Sukoharjo, Djoko Sutarto, mengatakan menunggu laporan warga. Mantan Kepala Bappeda Sukoharjo ini menyatakan akan turun melakukan pengecekan bau limbah yang dikeluhkan warga.

Untuk diketahui pada 2011 lalu, dua sungai di Sukoharjo yakni Jenes dan Langsur dinyatakan tercemar. Biochemical Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxsigen Demand (COD) di dua sungai itu melebihi ambang batas. Pencemaran limbah itu diketahui lewat hasil uji laboratorium terhadap air di dua sungai tersebut, yang diambil menjelang musim kemarau.

“Memang tercemar dan melebihi ambang batas, kadar pencemaran cukup tinggi,” kata Sekretaris Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sukoharjo, Bambang Darmanto, saat itu mendampingi Kepala BLH Sukoharjo, Guruh Satriyanto, di sela-sela kegiatan Resik-resik Kali Jenes, tepatnya di wilayah Desa Banaran, Grogol, Jumat (24/6/2011) pagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya