Soloraya
Jumat, 4 November 2011 - 20:35 WIB

Warga Kerkop ogah pindah ke Rusunawa

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - RUSUNAWA

RUSUNAWA -- Rusunawa Kerkop, Purwodiningaratan, Jebres, Solo saat masih dalam tahap awal pembangunan awal tahun ini. Rusunawa ini direncanakan bisa mulai ditempat awal tahun depan. (JIBI/SOLOPOS/dok)

Solo (Solopos.com) – Puluhan warga Kerkop di Kelurahan Purwodiningratan, Jebres, dikabarkan menolak pindah ke rumah susun sederhana sewa (Rusunawa).
Advertisement

Alasannya, rumah-rumah di Rusunawa sangat sempit dengan luas sekitar 26 meter persegi dan statusnya sewa, bukan mengangsur untuk menjadi hak milik. Informasi tersebut diakui Ketua RT 4/RW VII Purwodiningratan, Andi Hudiyono, ditemui wartawan di kediamannya, Jumat (4/11/2011). Menurut dia warga justru minta direlokasi ke lahan yang bakal menjadi hak milik mereka. “Menurut informasi yang saya dengar demikian, tapi untuk kepastiannya silakan tanyakan Pak Lurah,” katanya.

Andi sendiri mengaku tidak pernah diajak bicara dalam persoalan pembangunan Rusunawa Kerkop. Namun demikian tidak jarang dirinya justru mendapat getahnya, disalahkan hingga diumpat oleh warga. Lurah Purwodiningratan, Sunarto, saat diminta klarifikasi mengaku belum tahu perihal ketidakmauan warga Kerkop pindah ke Rusunawa. Menurutnya saat ini Rusunawa Kerkop memang belum siap 100 persen ditinggali. Sebab aliran listrik dan air belum hidup.

Lurah juga mempertanyakan dana kompensasi atau ganti rugi pemindahan warga Kerkop, yang sebelumnya dijanjikan Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Diharapkan sebelum masuk agenda penempatan Rusunawa, DPU sudah membagikan dana kompensasi kepada warga Kerkop. Apalagi data detail penghuni lahan Kerkop sudah dipegang DPU melalui pendataan langsung di lapangan bersama pengurus RW dan Satpol Pamong Praja (PP). “Untuk penempatan Rusunawa sepertinya baru tahun depan, sekitar bulan April. Yang jelas belum ada informasi penolakan warga Kerkop,” tegas dia.

Advertisement

Pada bagian lain, salah seorang penghuni Kerkop, Ginting, mengaku tidak tahu menahu mengenai rencana penggusuran oleh Pemkot. Sebab selama ini dia baru sekali ikut pertemuan sosialisasi relokasi menyusul rencana pembangunan Rusunawa. Laki-laki paruh baya itu berharap tetap dibolehkan menempati rumahnya saat ini.

“Kalau di Rusunawa sempit sekali, kami tujuh anggota keluarga tidak cukup tinggal di sana. Kalau bisa memilih kami tetap tinggal di sini. Apalagi beberapa kavling tanah Kerkop juga sudah dijual,” ungkap dia. Kepala UPTD Rumah Sewa DPU Solo, Toto Jayanto, menegaskan warga Kerkop yang pindah ke Rusunawa hanya bagi yang bersedia, tidak ada paksaan.

kur

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif