Soloraya
Senin, 25 April 2022 - 10:28 WIB

Warga Ketandan Klaten Bikin Pos Jaga Perlintasan KA dari Uang Jimpitan

Taufiq Sidik Prakoso  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berjaga di perlintasan KA Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan, Kecamatan Klaten Utara, Minggu (24/4/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Selama setahun terakhir, warga Dukuh Karangnongko, Desa Ketandan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah berjaga di dekat perlintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu di kampung.

Bahkan, mereka membuat palang pintu dan pos penjagaan sederhana. Upaya itu dilakukan warga agar tak ada lagi kecelakaan KA di tempat tersebut.

Advertisement

Perlintasan kereta api tersebut menjadi akses utama warga saat keluar dan masuk kampung. Salah satu warga Dukuh Karangnongko, Sigit Waluyo, mengatakan warga secara mandiri berjaga di pintu perlintasan itu.

Hal itu dilakukan pascakejadian kecelakaan kereta api melibatkan pengendara sepeda motor setahun silam. Jauh sebelumnya, kecelakaan juga pernah terjadi di perlintasan itu ketika satu unit mobil disambar KA.

Baca Juga : Awas! Nekat Terobos Palang Pintu Kereta Api Bisa Dipidana

Advertisement

Tak ingin kecelakaan kereta api kembali terjadi. Selain itu, warga tak ingin perlintasan yang menjadi akses utama warga kampung itu ditutup. Hal itulah yang mendorong warga secara mandiri membuat pos penjagaan serta palang pintu.

“Sejak di sini dijaga sudah tidak ada lagi kecelakaan,” kata Sigit saat ditemui Solopos.com, Minggu (24/4/2022).

Sigit menjelaskan perlintasan itu saban hari dijaga dua orang secara bergantian. Jumlahnya ditambah menjadi tiga orang saat jelang Lebaran. Warga yang bertugas di perlintasan itu merupakan warga setempat.

Advertisement

Baca Juga : Perlintasan KA Barat Stasiun Klaten Ditutup, Pelaku Usaha di Dekat Lokasi Tetap Kalem

Soal biaya operasional bersumber dari iuran warga di kampung yang dihuni sekitar 400 keluarga. Iuran dikumpulkan melalui uang jimpitan. Selain itu, ada warga yang memberi donasi untuk membantu operasional, dana perawatan pintu perlintasan, dan honor warga yang berjaga. Honor petugas jaga sekitar Rp1,5 juta per orang per bulan.

Salah satu warga yang bertugas berjaga pada perlintasan itu, Pujiman, 51, mengaku tak kesulitan menjaga perlintasan tersebut. Dia dibekali handy talky saat bertugas untuk menerima informasi jika sewaktu-waktu ada KA yang bakal melintas.

“Selama ini yang melintas nurut saja saat pintu kami tutup. Tidak ada yang sampai ngeyel menerobos,” kata Pujiman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif