SOLOPOS.COM - Anak-anak warga Desa Ngasinan, Grogol, Kabupaten Sukoharjo bermain air banjir, Jumat (17/2/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo mencatat pascabanjir, banyak warga mengeluhkan sakit gatal, demam, batuk, pilek, hingga kecapaian. Keluhan-keluhan tersebut diterima petugas di posko kesehatan di Mojolaban sejak Jumat (17/2/2023) hingga Minggu (19/2/2023).

Kini kondisi kesehatan sebagian besar warga terdampak banjir itu sudah membaik.  Warga diimbau untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan selama masa pemulihan pascabanjir.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Tetap jaga kesehatan dengan menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan jaga kondisi. Bisa dengan menjaga pola makan seimbang, istirahat yang cukup untuk masa-masa pemulihan pasca banjir,” kata Kepala Dinkes Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, Rabu (22/2/2023).

Pada Jumat (17/2/2023) sedikitnya sekitar 166 orang tercatat berobat di posko kesehatan banjir di Mojolaban. Mereka berasal dari lima desa di Mojolaban yakni Gadingan, Laban, Tegalmade, Palur, dan Plumbon. Beberapa pasien tersebut didominasi oleh warga Desa Gadingan dengan jumlah total warga berobat sebanyak 85 orang. Dua di antaranya harus dirujuk ke RSUD Ir Soekarno karena gigitan ular. Selanjutnya ada 858 warga Desa Laban yang tercatat berobat, 32 warga Desa Palur, 17 warga Plumbon dan 4 warga Tegalmade.

Sementara pada Sabtu (18/2/2023) jumlah pasien dari Desa Laban meningkat drastis dengan jumlah 94 warga. Setelah itu disusul warga Tegalmade 28 orang, Gadingan 41 orang dan Palur 18 orang. Pada Minggu (19/2/2023) jumlah pasien pascabanjir terus menurun. Tercatat pasien dari Desa Gadingan sebanyak 21 orang dan warga Laban sebanyak 2 orang.

Tri Tuti menyebut kebanyakan mereka mengeluhkan gatal, demam, pilek, dan Kecapaian. Tingkat keparahan banjir dipercaya mempengaruhi jumlah warga yang mengeluhkan sakit.  Seperti diketahui banjir di Desa Gadingan dan Laban terbilang cukup parah lantaran ketinggian air mencapai 1,5 meter.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hadir membantu penanganan bencana di Solo dan Sukoharjo setelah ditetapkan status darurat banjir, Sabtu (18/2/2023).

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, memimpin rapat koordinasi dengan Pemkot Solo dan Pemkab Sukoharjo di Balai Kota Solo, Sabtu sore. Hadir pada rapat ini antara lain Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Sekda Solo Ahyani, dan Ketua DPRD Solo Budi Prasetyo.

Selanjutnya Suharyanto menyerahkan bantuan penanggulangan bencana untuk Sukoharjo dan Kota Solo selama keadaan darurat. Masing-masing mendapatkan dana siap pakai Rp500 juta.

Selain itu ada pula bantuan 2.500 selimut, 2.500 matras, 2.000 paket sembako, 1.000 hygiene kits, 1.000 alat kebersihan, 200 tenda keluarga, tenda 6 x 12 meter enam unit, dan perahu polietilen 2 unit.

Dia mengungkapkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Bupati Sukoharjo telah menetapkan wilayahnya dengan status keadaan darurat banjir, Jumat (17/2/2023) selama 14 hari. “Masih ada pengungsi hari ini meskipun sebagian surut, namun pemerintah pusat hadir langsung memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya