SOLOPOS.COM - Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Tanon 1 memeriksa warga yang mengeluhkan gatal-gatal, batuk, dan flu di posko kesehatan di Balai Desa Kecik, Kecamatan Tanon, Sragen, Jumat (3/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah warga korban banjir di Desa Kecik, Kecamatan Tanon, Sragen, mengeluhkan gatal-gatal dan sakit kepala, flu, batuk, dan masuk angin. Mereka antre berobat di posko kesehatan yang di Balai Desa Kecik, Tanon, yang dibuka sejak Kamis (2/3/2023).

Sebagian besar warga yang sakit dari kalangan emak-emak yang umurnya di atas 50 tahun. Mereka ada yang mengeluh pusing, lutut nyeri, kaki pegal-pegal, flu, batuk, dan meriang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Bidan Desa Kecik, Sri Rahayu, menyampaikan sejak Kamis posko kesehatan Desa Kecik keliling menggunakan mobil ambulans untuk merespons keluhan warga di daerah banjir. Rata-rata keluhannya batuk, flu, dan gatal-gatal. “Kemarin keliling di Kebayanan I melingkupi RT 001-015,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (3/3/2023)

Sementara itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, yang turut mengecek lokasi banjir di Desa Patihan, Kecamatan Sidoharjo dan Desa Kecik. Ia juga mengecek dapur umum untuk korban banjir.

“Saya datang ke lokasi banjir untuk memberi semangat dan kekuatan kepada mereka. Kami berdoa semoga banjir segera surut. Semoga mereka bisa menghadapi banjir ini dengan sabar,” ujar Yuni saat ditemui wartawan, Jumat.

Terkait banyaknya sawah yang terendam banjir, Bupati mengaku belum bisa memberi solusi yang pas. Saat ini yang didahulukan unsur kemanusiaannya, seperti respons cepat saat ada warga yang sakit dan membutuhkan pertolongan. Yuni meminta dokter dan camat stand by.

Di sisi lain, penyaluran bantuan logistik tetap jalan sesuai dengan hasil asesmen Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen. Dia mengatakan bantuan beras 300 kg, minyak, telur, diberikan di Kecik dan Patihan serta desa lain yang terdampak, seperti di Pengkol.

“Kami terus bergerak dan melihat kebutuhan warga seperti apa langsung dicukupi. Untuk dapur umum ini ada di setiap desa yang terdampak. Untuk logistik ini distribusinya diserahkan kepada desa dan sukarelawan,” jelasnya.

Sumber dana  bantuan ada dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), dana Matra, Dinas Sosial, dan BPBD. Dari sekian sumber dana itu, sebut Yuni, yang siap di Baznas dan Matra. Sejauh ini Bupati  belum menetapkan status kejadian luar biasa terkait banjir ini, tetapi tanggap darurat banjir.

Ia memastikan obat-obatan juga sudah disuplai, termasuk vitamin bagi para sukarelawan. Bantuan seperti sapu, alat pel, pembersih lantai dan lainnya juga dpenuhi.

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Agus Cahyono, mengatakan ada 60-80 orang sukarelawan yang ada di enam posko siaga di bawah koordinasi BPBD Sragen. Dia mengatakan semua sukarelawan siap di posko masing-masing bisa sewaktu-waktu dibutuhkan untuk evakuasi.

“Banjir dua hari ini lebih besar bila dibandingkan banjir pada 17 Februari 2023 lalu. Kondisi sekarang pintu air Waduk Gajah Mungkur masih dibuka. Kami tetap waspada,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya