Soloraya
Rabu, 4 Maret 2020 - 17:30 WIB

Warga Lereng Merapi: Terbiasa dengan Erupsi, Tapi Tetap Hati-Hati

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kolom erupsi Gunung Merapi terlihat dari wilayah Dukuh Gondang, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kamis (13/2/2020) sekitar pukul 05.16 WIB. (Istimewa/Jainu)

Solopos.com, KLATEN – Gunung Merapi mengalami erupsi pada Selasa (3/3/2020) pagi WIB. Warga lereng gunung tersebut ramai-ramai bergegas keluar rumah dan melihat Gunung Merapi mengeluarkan awan panas.

Salah satunya adalah Jenarto, 40, warga Dukuh Ngemplak, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, yang memiliki jarak 5 km-6 km dari puncak Merapi. Dia melihat dengan jelas asap membumbung dari mulut Merapi membentuk cendawan besar. Sesekali kilatan petir terlihat dari balik asap yang terus membesar.

Advertisement

Resmi! Persis Solo Beda Grup dengan PSIM Jogja di Liga 2 2020

Pria yang akrab disapa Jek itu menggambarkan suasana tenang warga di kampungnya melihat erupsi terjadi. Warga berdiri di sepanjang tepi jalan utama Dukuh Ngemplak dan memusatkan pandangan mereka ke puncak Merapi sembari berbincang ihwal fenomena pagi itu.

Advertisement

Pria yang akrab disapa Jek itu menggambarkan suasana tenang warga di kampungnya melihat erupsi terjadi. Warga berdiri di sepanjang tepi jalan utama Dukuh Ngemplak dan memusatkan pandangan mereka ke puncak Merapi sembari berbincang ihwal fenomena pagi itu.

Seusai erupsi mereda, warga kembali ke rumah masing-masing dan melakukan aktivitas biasa seperti mencari rumput dan menambang pasir manual. Jenarto mengatakan warga sudah terbiasa dengan fenomena erupsi akhir-akhir ini. Sebelum erupsi terjadi pada Selasa pagi, erupsi Merapi terjadi pada Kamis (13/2/25020) lalu.

Wali Kota Depok Sebut Pasien Corona di Jakarta Stres Pegang HP

Advertisement

“Selama masih level waspada itu tetap beraktivitas seperti biasa, tidak perlu dievakuasi. Baru ketika nanti siaga mulai persiapan dan ketika naik level ke awas dievakuasi,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Jenarto juga mengatakan sikap warga di kampungnya tetap berada di tepi jalan selama ancaman erupsi belum membahayakan lantaran posisi Dukuh Ngemplak merupakan daerah paling ujung wilayah Sidorejo.

Jadwal Pemadaman Listrik di Solo, Sragen, Boyolali & Sukoharjo, Kamis (5/3/2020)

Advertisement

“Kalau warga kami turun [menyelamatkan diri], otomatis warga kampung di bawah kami ikut-ikutan turun dan panik. Makanya, kami sebisa mungkin tetap berada di kampung ketika erupsi itu belum membahayakan agar warga di wilayah bawah kampung kami tidak panik,” kata Jenarto.

Meski warga dipastikan tenang, Jenarto tak menampik ada sebagian warga yang tetap panik dan berusaha menyelamatkan diri dengan menjauhi kampung. “Tapi mereka tetap bisa ditenangkan warga lainnya,” urai dia.

Jenarto mengatakan warga di kampungnya tetap waspada. Hampir saban malam mereka menggelar ronda malam untuk antisipasi jika sewaktu-waktu erupsi terjadi. Kegiatan itu dilakukan sejak level aktivitas Merapi meningkat dari normal ke waspada pada 21 Mei 2018 silam. “Prinsip kami boleh terbiasa namun tidak boleh terlena,” kata dia.

Advertisement

Adik Sebut Pria Karanganyar Peneror Syifa Hadju Fans Posesif

Warga Dukuh Deles, Desa Sidorejo, Sukiman, juga menegaskan warga di lereng Merapi terutama wilayah Deles tetap tenang meski erupsi terjadi pada Selasa pagi. “Warga justru sibuk setelah erupsi reda. Mereka bergegas menutup tandon air karena khawatir airnya kotor terkena hujan abu. Ternyata tidak ada hujan abu di wilayah kami,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif