SOLOPOS.COM - Petugas Pemadam Kebakaran Solo memadamkan sisa api yang masih menyala di pabrik vulkanisir ban di Jl raya Solo - Purwodadi Sekip, Kadipiro, Solo, Senin (6/8). Pabrik tersebut terbakar pada Minggu (5/8/2012) malam. (Sunaryo Haryo Bayu/Espos/dok)

Petugas Pemadam Kebakaran Solo memadamkan sisa api yang masih menyala di pabrik vulkanisir ban di Jl raya Solo - Purwodadi Sekip, Kadipiro, Solo, Senin (6/8). Pabrik tersebut terbakar pada Minggu (5/8/2012) malam. (Sunaryo Haryo Bayu/Espos/dok)

SOLO-Kebakaran gudang karet ban di Sekip, Kadipiro, Banjarsari, Solo, Senin (5/8/2012) malam, menyisakan masalah polusi udara yang berasal dari bau sisa karet yang terbakar. Sejumlah warga RT 003/RW 008, khususnya yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian, mengeluhkan bau karet terbakar yang menyengat hidung.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Salah seorang warga, Ismanto, 40, mengaku bau karet yang terbakar dalam musibah tersebut hingga Rabu (8/8/2012), masih menyengat. Bau tersebut diakuinya membuatnya pusing dan mual.

“Rumah saya kan cukup dekat dengan lokasi kejadian, jadi mau tidak mau ya terhirup juga. Baunya sangat menyengat. Kepala saya sampai pusing dan perut saya mual,” ungkap Ismanto ketika ditemui wartawan di rumahnya, Rabu.

Untuk mengurangi bau yang menyengat hidung, Ismanto mengatakan dirinya mengenakan masker. Terhadap persoalan tersebut, Ismanto berharap Pemerintah Kota (Pemkot) dapat turun tangan.

Hal senada diakui warga lainnya, Sulistyo, 38. Sulistyo merupakan salah satu warga yang tempat tinggalnya ikut tersambar api kebakaran dari gudang karet ban tersebut. Saat ini, Sulistyo bahkan harus mengungsikan anaknya ke tempat lain karena khawatir bau yang menyengat itu bisa berpengaruh terhadap kondisi kesehatan anaknya.

“Saya dan keluarga malah tidak berani tidur di dalam rumah karena baunya masih menyengat. Jadi selama beberapa hari ini saya tidur di teras,” ungkapnya.

Diakui Sulistyo, pasca-kebakaran, petugas dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) maupun dari puskesmas setempat belum meninjau ke lapangan untuk melihat kondisi kesehatan warga di wilayah itu. Dirinya mengaku khawatir bau dari sisa karet ban yang terbakar itu bisa mempengaruhi kesehatan warga di sekitar gudang.

Dimintai tanggapan seputar hal itu, Kepala DKK Kota Solo, Siti Wahyuningsih mengimbau agar warga menghindari kontak langsung dengan asap bekas karet yang terbakar. Bila perlu warga diminta menggunakan masker.

“Kalau bisa menghindari asapnya. Jika ada yang mengeluhkan sesak nafas atau pusing karena bau tersebut, segera diperiksakan ke puskesmas setempat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya