SOLOPOS.COM - Ratusan orang menjalankan ibadah Salat Id di Lapangan Teguhan, Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen, Rabu (28/6/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Warga Muhammadiyah se-Kabupaten Sragen melaksanakan Salat Id dalam perayaan Iduladha secara serentak di 113 lokasi pada Rabu (28/6/2023) pagi. Lokasi Salat Id warga Muhammadiyah itu menyebar di 18 kecamatan di Kabupaten Sragen.

Belasan kecamatan itu terdiri atas Kecamatan Gemolong, Gesi, Gondang, Jenar, Kalijambe, Karangmalang, Kedawung, Masaran, Mondokan, Ngrampal, Plupuh, Sambungmacan, Sidoharjo, Sragen Kota, Sukodono, Sumberlawang, Tangen, dan Tanon.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Salah satunya di Lapangan Teguhan yang diikuti ratusan orang. Di lokasi itu, Salat Id diimami Ustaz Nizar dan khatibnya Ustaz Umar Choeroni.

Dalam khotbahnya, Umar menyampaikan Iduladha merupakan rangkaian amalan syariat haji. Dia menyampaikan sejak mamasuki 1 Zulhijah diperbanyak zikir mengagungkan Allah.

Dia menerangkan haji merupakan puncak syariat Islam, di sana ada ritual pribadi, ritual jemaah, dan ritual lainnya. Pada 9 Zulhijjah, kata dia, Allah rida Islam sebagai aturan atau agama yang sempurna.

“Atas dasar itu, umat Islam menerima konsep Islam tanpa tawar-menawar dan rida Islam sebagai agama tanpa protes,” katanya.

Umar menerangkan setelah Salat Id dilanjutkan menyembelih hewan kurban. Syariat menyembelih hewan kurban itu, ujar dia, dimulai dan ditegakkan kali pertama pada tahun kedua Hijriah. Saat itu, Allah menurunkan Surat Al Kautsar kepada Rasulullah.

Dia mengatakan kala itu Rasulullah telah ditinggal salah satu putranya, Abdullah, yang meninggal dunia. Dia menerangkan Allah menyampaikan Rasullah mendapatkan nikmat kenabian.

“Tata cara salat lima waktu juga diajarkan Malaikat Jibril pada tahun kedua Hijriah. Namun, aturan zakat dilakukan saat di Madinah. Sistem pemerintahan dan aturan-aturannya ada juga saat di Madinah. Jadi kalau hendak mencontoh kondisi umat Islam terbaik maka contohlah sistemnya pada zaman Rasulullah,” jelasnya.

Dia menyampaikan di zaman Rasulullah umat Islam bersatu. Dia mengatakan secara pribadi umat sekarang tidak mungkin menyamai para sahabat Rasulullah tetapi secara sistem dan aturan umat sekarang bisa mencontoh sistem yang dibangun Rasulullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya