SOLOPOS.COM - Kereta Api (KA) Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) melintas di rel simpang tujuh Joglo, Banjarsari, Solo, Selasa (4/1/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Masyarakat pengguna jalan Simpang  Joglo, Banjarsari, Solo, mulai menghitung biaya dan memetakan rute alternatif dari dan keluar Solo saat simpang tujuh itu ditutup. Penutupan akan dilakukan bertahap sesuai jadwal pengerjaan proyek rel layang sepanjang Juni-Juli.

Rencana penutupan Simpang Tujuh Joglo, Banjarsari, Solo, memang harus disikapi dengan cerdik oleh para pengguna jalan yang biasa melintas di kawasan itu. Mereka harus mulai memetakan jalur alternatif ketika bepergian agar tidak terjebak kemacetan di ruas-ruas jalan yang terdampak.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Seperti dilakukan seorang pengguna jalan asal Wonorejo, Gondangrejo, Damar Sri Prakosa. Dia mengakui beberapa waktu terakhir sudah memetakan beberapa jalur alternatif untuk menghindari Simpang Joglo Solo yang ditutup ketika berangkat ke kantornya di wilayah Karangasem, Laweyan, Solo.

Damar bahkan sudah menghitung biaya yang mesti ia keluarkan saat melewati rute-rute alternatif tersebut. Salah satunya melalui perlintasan kereta api tanpa palang di Sadon.

“Nyeberang perlintasan rel kereta tanpa palang tembus ke Ngipang. Bayar Rp2.000 sekali melintas. Kalau Simpang Joglo lagi ramai ya kadang lewat jalan tol. Masuk Pintu Tol Gondangrejo, keluar di Klodran, bayar Rp3.000,” ujarnya kepada Solopos.com, Kamis (2/6/2022).

Baca Juga: Simpang Joglo Solo Ditutup, Sopir Truk Mumet Biaya Operasional Bengkak

Damar mengaku tidak masalah harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membayar jasa tol ketika berangkat dan pulang kerja. Termasuk bila memang harus setiap hari melintas di jalan tol dan mengeluarkan biaya hingga Rp150.000 per bulan.

Perhitungannya Rp3.000 untuk sekali jalan di tol. Artinya bila dalam sehari ia dua kali jalan lewat tol berarti harus membayar Rp6.000 sehari. Dalam sebulan, bila dia 25 hari masuk kerja, berarti biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya jalan tol saat Simpang Joglo ditutup sekitar Rp150.000.

Membeli Waktu

“Bagi saya lebih baik membeli waktu lewat tol, daripada stres di jalan karena terjebak macet atau load kendaraan di jalan yang sudah terlalu banyak. Selama ini pada waktu-waktu tertentu arus lalu lintas di Simpang Joglo cukup padat,” terang Damar.

Baca Juga: Simpang Joglo Solo Akan Ditutup Untuk Pembuatan Detour Track, Kapan?

Dia pun mengaku sudah ancang-ancang menyiapkan biaya lebih untuk jalan tol bila pekerjaan di Simpang Joglo sudah benar-benar ditutup. Sebab ia berencana full menggunakan jalan tol ketika harus keluar masuk Solo untuk berbagai keperluan.

“Mobilitas saya lumayan tinggi setiap harinya, mulai dari pagi antar anak dan istri sekolah, sore jemput anak dan istri pulang sekolah. Malam hari ganti berangkat ke kantor dan pulangnya. Artinya sehari bisa enam kali transaksi [PP] jalan tol,” urainya.

Damar berencana full melalui jalan tol ketika pekerjaan proyek di Simpang Joglo tinggi agar waktunya tidak dihabiskan di jalan umum. Ihwal pengalihan arus kendaraan, ia menilai berputarnya terlalu jauh dan belum tentu tak terjebak macet.

Baca Juga: Penutupan Simpang Joglo Solo Bikin Warga Pusing, Gibran Minta Maaf

“Termasuk bila lewat Sadon kemungkinan besar load kendaraannya lebih tinggi daripada biasanya karena orang-orang juga punya pikiran lewat situ. Jalan kampung Sadon bisa dipastikan lebih padat dan macet. Jadi saya mending full tol saja,” ujarnya.

Dengan melalui jalan tol Damar mengaku bisa memangkas waktu perjalanan secara signifikan. Dia menghitung ketika melalui jalan tol menuju kantornya hanya butuh waktu 10 menit hingga 15 menit. Sedangkan bila lewat jalan umum sampai 30 menit.

“Dari rumah sampai kantor rata-rata memakan waktu 30 menit dengan kecepatan normal. Kalau lewat tol bisa terpangkas separuhnya. Paling tidak, irit waktu saat lewat jalan tol. Nyaris tak ketemu titik macet, kecuali Simpang SFA Klodran itu,” terangnya.

Baca Juga: Pekerjaan Rel Layang Simpang Joglo Dimulai, Ini Rekayasa Lalu Lintasnya

Mengatur Jadwal

Seingatnya, kepadatan arus lalu lintas di Simpang Joglo terjadi pada sekitar pukul 07.00 WIB dan 19.00 WIB. Sehingga ketika harus menuju Solo dari rumahnya, ia lebih memilih jalur alternatif, baik lewat jalan umum Ngipang atau melalui jalan tol.

“Kalau habis Magrib harus on the way ke Solo, misal dari Sekip sudah terlihat padat merayap, saya juga pilih putar balik, lalu masuk tol. Karena bisa dipastikan Joglo sudah macet. Daripada waktu habis di jalanan, mending putar balik masuk tol,” urainya.

Sementara itu, salah satu warga RT 005/ RW 010 Kelurahan Joglo, Banjarsari, Solo, Sujadi, mengatakan dampak yang paling ia rasakan saat Simpang Joglo ditutup adalah bertambahnya jarak tempuh saat ia hendak bepergian.

Baca Juga: Simpang Joglo Ditutup, DPUPR Solo Diminta Cek Kekuatan Jembatan Sekitar

“Ya jelas kena [dampak]. Misalnya saya mau ke Pasar Nusukan, kan ya harus muter ta. Yang tadinya 10 menit ya bisa lebih,” jelasnya kepada Solopos.com.

Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pengembangan Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah Area I Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Dheky Martin, menyarankan warga sekitar simpang Joglo mengantisipasi keterlambatan aktivitas mereka dengan berangkat lebih awal.



“Warga sekitar bisa mengatur jadwal sekiranya biasanya lewat Simpang Joglo 10 menit, karena ada pengalihan ini kemungkinan jadi 15 menit. Warga bisa mengantisipasi jika harus masuk kerja jam 07.30 WIB tentu saja akan mulai berangkat lebih pagi,” jelas Dheky di Kantor Dishub Solo, Kamis (2/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya