SOLOPOS.COM - Tangkapan layar video monyet turun ke perkampungan warga di Desa Ngreco, Sukoharjo beberapa waktu lalu. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com SUKOHARJO — Warga Desa Ngreco, Weru, Sukoharjo, seolah dijajah kawanan monyet selama 10 tahun terakhir.  Hal itu mengingat banyak kebun-kebun warga menjadi sasaran para koloni monyet untuk mencari makan.

Berdasarkan wawancara Solopos.com dengan Kepala Desa setempat, Saimin, dia mengatakan monyet-monyet tersebut tak hanya menjarah kebun tetapi juga telah memasuki rumah-rumah warga.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Dusun Candi berhimpitan dengan Klampok, Sidowayah berhimpitan dengan Gabeng dan Blumbang. Paling banyak terkena dampak [hama monyet] itu Sidowayah karena dekat dengan Gunung Taruwongso [kemungkinan sarang monyet],” terang Saimin saat ditemui di Kantor Desa pada Senin (7/11/2022).

Dia mengatakan setiap hari monyet-monyet tersebut selalu berdatangan berkoloni bahkan hingga mencapai puluhan ekor. Ketika musim kemarau tiba koloni-koloni itu bahkan tak segan mengamuk di kebun-kebun milik warga.

Selain mencari makanan monyet-monyet itu tak jarang menyerang para warga perempuan. Sedangkan warga laki-laki lebih jarang menjadi sasaran amukan monyet, meski demikian dia masih tak mengetahui penyebabnya.

Baca juga: Populasi Menurun Drastis, Kera Ekor Panjang Terancam Punah

Akibat kejadian itu lahan perkebunan milik warga yang luasnya mencapai sepertiga Desa Ngreco kini tak ditanami umbi-umbian bahkan kacang-kacangan. Monyet-monyet itu kini menyasar pohon-pohon pepaya, mangga, nangka bahkan memakan hingga ke daun-daunnya.

“Dulu banyak yang menanam singkong, kacang [tanah] sekarang sudah tidak ada yang menanam. Karena tidak ada yang mau menanam, karena disik-disikan [berlomba kecepatan memanen] sama monyetnya,” terang Saimin.

Tak hanya buah hingga dedaunan pohon-pohon monyet-monyet itu juga menyasar sisa nasi yang dijemur warga diatap rumah. Hama monyet itu menurutnya telah disampaikan ke berbagai dinas namun hingga kini belum ada solusi atas permasalahan itu.

Monyet-monyet itu sering berkeliaran di jalan-jalan benton dekat permukiman warga saat pagi dan sore hari. Beberapa warga juga tak kuasa menghentikan para monyet karena koloninya yang rapat.

“Tidak ada yang berani menangkap, ngamuk pasti. Biasanya warga hanya mengusir dengan berbagai cara. Tapi sampai hari ini saya belum pernah menerima aduan warga yang meregang nyawa akibat diserang monyet, digigit juga belum pernah ada. Paling hanya berebut,” ungkap Saimin.

Baca juga: Monyet Ekor Panjang Bantu Emak Cuci Pakaian Bikin Gemas Netizen

Sementara itu berdasarkan penelusuran Solopos.com di Kampung Sidowayah RT 001/RW 006, warga setempat Giyani, 64 mengatakan tak hanya buah-buah yang diserang monyet-monyet liar itu tetapi telur-telur ternak juga menjadi sasaran monyet tersebut.

“Telur ayam, telur entok itu juga dihabiskan. Ranting-ranting pohon jambu sampai saya tebangi karena biasanya dipanjat hingga ke atap rumah,” terang perempuan yang rumahnya berjarak satu rumah dari Gunung Taruwongso itu.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno saat dikonfirmasi mengatakan sempat mendengar informasi tersebut kini pihaknya tengah berkoordinasi dengan petugas di lapangan.

“Kalau tahun-tahun yang lalu saya pernah mendengar tetapi kalau untuk tahun ini saya belum pernah mendengar untuk serangan monyet. Coba nanti saya cek dulu ke teman-teman di lapangan nanti akan kami coba cari untuk meminimalisir adanya serangan ini, nanti akan kami tindaklanjuti,” ujar Bagas.

Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Derah (BPBD) Kabupaten Sukoharjo, Sri Maryanto mengatakan sebaran monyet berada di Sukoharjo bagian selatan. Di antaranya berada di Kecamatan Bulu.

Baca juga: Hampir Sebulan Berkeliaran dan Belum Tertangkap, Ke Manakah Perginya Monyet Hutan Balekambang Solo?

“Sebaran monyet di wilayah selatan di Kecamatan Bulu tepatnya di wilayah perbukitan Desa Gentan dan Desa Kedungsongo. Bisa menyebar ke wilayah Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Weru,” terang Sri Maryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya