SOLOPOS.COM - Suasana pusat perbelanjaan Toko Serba Ada atau Toserba Baru di wilayah perkotaan Wonogiri, Sabtu (23/1/2021). (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, tidak memungkiri banyak warganya yang memilih pergi ke mal atau pusat perbelanjaan di luar daerah seperti Solo atau Sukoharjo untuk berbelanja kebutuhan terutama gaya hidup.

Hal itu karena warga merasa pilihan untuk belanja kebutuhan gaya hidup seperti fashion di Wonogiri cukup terbatas. Selain itu, Bupati menambahkan ada faktor psikologis di mana mereka merasa lebih percaya diri ketika bisa memenuhi kebutuhan hidup di kota.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Wonogiri ini memang tidak strategis kalau dibangun, misalnya mal. Secara geografis, hal itu cukup sulit dibangun. Apalagi di sini langsung berbatasan dengan laut selatan,” ujar Joko Sutopo, pekan lalu.

Belum lagi soal jarak antarwilayah kecamatan di Wonogiri juga cukup jauh satu sama lain. Jekek, sapaan akrab Bupati, menyebut kondisi itu menjadikan investor tidak berani untuk membangun pusat perbelanjaan atau mal di wilayah tersebut.

Jekek mengatakan sebenarnya ada investor yang berminat membangun mal di Wonogiri tapi urung karena menilai kondisi Wonogiri kurang strategis baik dari sisi geografis maupun ekonomi. Daya beli masyarakat dinilai tidak terlalu tinggi.

Berdasarkan penelusuran Solopos.com di Wonogiri Dalam Angka 2022 yang memuat data dari 2018-2021, memang tidak ada mal ataupun hypermarket pada data jumlah sarana perdagangan.

Terdata jumlah pasar di Wonogiri tidak bertambah selama kurun waktu empat tahun, yakni 26 pasar. Sedangkan jumlah toko naik turun dengan jumlag 77 unit pada 2018, 26 unit pada 2019, 48 unit pada 2020, dan 72 unit pada 2021.

Jumlah kios juga naik turun tiap tahunnya dari 2.353 unit pada 2018 bertambah menjadi 2.323 pada 2019, kemudian menjadi 2.456 pada 2020, dan 2.445 pada 2021. Jumlah warung tidak terdata.

Menonton Film dan Nongkrong

Sebelumnya diberitakan, beberapa warga dari generasi Z yang diwawancarai Solopos.com, mengaku lebih suka pergi ke Solo atau Sukoharjo untuk berbelanja kebutuhan lifestyle.

Salah salah satu warga Wonogiri, Helvy, 23, mengatakan mal di Solo dan Sukoharjo menjadi pilihan menarik ketika ingin mencari beberapa barang penunjang pekerjaannya sebagai penyanyi campursari, seperti baju dan suvenir.

Ia mengaku bisa menghabiskan uang lebih kurang Rp1 juta/bulan untuk kebutuhan tersebut.  “Jujur saja, saya sering spend money [menghabiskan uang] di luar Wonogiri. Soalnya di Wonogiri itu pilihannya terbatas,” kata Helvy saat ditemui Solopos.com di kawasan kota Wonogiri, Minggu (15/1/2023).

“Apalagi soal fashion. Sudah pasti nyari di Solo atau Sukoharjo, atau malah beli di online,” imbuhnya. Hal itu terpaksa dia lakukan lantaran di Wonogiri tidak banyak pusat perbelanjaan seperti mal swalayan.

Selain itu, tidak banyak toko pakaian perempuan yang menurutnya sesuai dengan perkembangan zaman. Kerap kali model pakaian yang dijual di Wonogiri sudah terlalu usang.

Tidak hanya pakaian, Helvy juga kerap mencari hiburan populer, seperti menonton film atau sekadar nongkrong di kafe di Solo atau Sukoharjo. Hal serupa dilakukan salah satu pekerja di Wonogiri, Alifa, 25.

Perempuan itu sering kali keluar kota saat akhir pekan bersama keluarga. Mal menjadi salah satu tujuan mereka ketika ke luar kota Wonogiri. Hal itu lantaran di Wonogiri belum ada mal yang cukup besar dan lengkap. Belanja kebutuhan elektronik pun banyak dibeli di Solo atau Sukoharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya