Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Camat Purwantoro, Khamid Wijaya, mengatakan mayoritas warganya memilih berobat ke RSUD Ponorogo (Jawa Timur) karena lebih dekat. “Kalau harus ke Kecamatan Wonogiri jaraknya sekitar 47 kilometer, sedangkan ke Ponorogo jaraknya sekitar 25 kilometer. Sedangkan instalasi rawat inap tidak ada dokter spesialis,” katanya kepada Solopos.com. Ia pun setuju dengan usulan dari DPRD untuk menaikkan kelas instalasi rawat inap setara rumah sakit. “Kami berharap rencana itu bisa direalisasikan agar PAD tidak keluar. Sebab, mereka yang memiliki uang lebih bisa berobat di luar kabupaten dengan fasilitas yang lebih baik,” imbuhnya.
Camat Pracimantoro, Bhawarto, juga menyatakan hal serupa. Sejumlah warganya dengan kehidupan ekonomi menengah ke atas lebih memilih ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau Solo. “Memang tidak semua warga memilih untuk berobat ke luar Kabupaten. Tapi, bagi mereka yang memiliki saudara di Solo atau Jogja [DIY] dan memiliki dana yang lebih banyak, maka memilih untuk berobat di rumah sakit di luar Kabupaten,” katanya.
Menurutnya, hal itu disebabkan fasilitas yang belum komplit seperti tidak adanya dokter spesialis dan sarana prasarana lainnya. Terkait jarak, lanjut dia, hampir sama antara ke DIY dengan ke Kecamatan Wonogiri yakni sekitar 30 kilometer. “Tapi, kalau pasien dengan ekonomi menengah ke bawah, tetap memilih di rawat inap,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Puskesmas Baturetno, Sustyadi, juga menyetujui rencana tersebut. Menurutnya, fasilitas itu sangat diperlukan di wilayah selatan terutama yang harus dirujuk ke RSUD Wonogiri. “Jika instalasi rawat inap bisa naik kelas setara rumah sakit, maka pelayanan lebih maksimal. Kami tidak harus merujuk pasien ke Wonogiri yang jaraknya sekitar 30 kilometer. Padahal, mereka harus mendapat penanganan segera,” katanya.