SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Reuters)

Solopos.com, SOLO — Lima warga Solo meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue atau DBD sepanjang Januari-Oktober 2021 ini. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo menduga mereka meninggal terlambat ditangani.

Jumlah warga yang meninggal dunia akibat DBD itu meningkat dibandingkan tahun lalu. Pada 2020, ada tiga warga meninggal dunia dari 70 kasus tercatat. Sementara hingga Oktober tahun ini sudah ada lima warga yang meninggal dunia dari 39 kasus.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, menduga peningkatan jumlah kasus warga yang meninggal karena DBD disebabkan penanganan yang terlambat. “Mungkin karena telat dibawa ke rumah sakit. Tahun ini kan, lonjakan kasusnya cukup tinggi dibandingkan tahun lalu,” katanya di Balai Kota Solo, Kamis (11/11/2021).

Baca Juga: Kebiasaan Unik Ganjar Tiap Ketemu Rudy: Salam Adu Kening, Apa Artinya?

Ia mengingatkan masyarakat terus menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama musim penghujan seperti saat ini. Pandemi Covid-19 cukup berdampak pada aktivitas pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Padahal, langkah itu paling efektif mencegah pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD.

“Kegiatan membersihkan, menutup dan mengubur/memanfaatkan barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk malah berkurang. Waspada genangan air jernih. Jangan hanya memikirkan Covid-19, kemudian kasus DBD-nya naik,” kata Ning, panggilan akrabnya.

Leptospirosis

Peran kader Jumantik di setiap RT/RW juga sangat dibutuhkan untuk mengingatkan warga agar lebih memperhatikan kondisi tampungan dan tempat-tempat air bersih. Selain DBD, Ning juga meminta warga mengantisipasi leptospirosis, penyakit yang rawan menyerang warga di wilayah banjir atau banyak genangan.

Baca Juga: Nekat Balap Liar di Solo? Siap-Siap Dilempar Speed Trap

“Penyakit ini menular lewat urine atau kencing tikus. Bakteri penyebab leptospirosis bertahan di genangan air. Bakteri masuk lewat selaput lendir, dari mata, hidung, dan makanan yang tidak bersih,” imbuh Sekretaris DKK Solo, Setyowati.

Meski sampai saat ini belum ada temuan kasus itu di Solo, namun warga diminta tetap waspada karena efeknya bisa mematikan. “Di samping dua penyakit itu, juga harus waspada ISPA [infeksi saluran pernapasan akut] dan TBC. Tapi kalau ISPA dan TBC prediksi saya berkurang. Dengan warga terus memakai masker ini kan penularan virus melalui droplet dan udara jadi berkurang. Semoga begitu,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya