Soloraya
Minggu, 20 Maret 2022 - 12:18 WIB

Warga Solo Usulkan Kelanjutan Sudetan Nayu dan Jalur Lingkar Selatan

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengecek gerusan di tanggul Kali Anyar wilayah RW 005 Sidomulyo, Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Rabu (11/2/2015). (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Masalah banjir dan macet menjadi sorotan para peserta musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) Kota Solo yang digelar di Hotel Sunan Solo, Sabtu (19/3/2022). Butuh upaya berkesinambungan untuk mengatasi masalah banjir dan macet yang yang terjadi bertahun-tahun.

Salah satu tokoh masyarakat Kelurahan/Kecamatan Banjarsari, Pardoyo, mengatakan Solo bagian utara punya masalah banjir/genangan, tepatnya di Jl. Sumpah Pemuda atau kawasan Universitas Slamet Riyadi Surakarta (Unisri). Masalah itu sudah terjadi bertahun-tahun.

Advertisement

“Sebenarnya karena genangan air yang tidak bisa segara mengalir ke kali. Genangannya agak lama karena di situ merupakan daerah cekungan. Hujan deras sebentar semacam jadi muara dari wilayah sebelah utara Jayawijaya, Bonoloyo, dan Sambirejo,” kata dia kepada Solopos.com.

Menurut dia, dampak genangan air tidak hanya mengganggu jalur transportasi namun air genangan masuk ke pemukiman warga setempat. Adanya proyek rel layang juga membuat warga khawatirkan mega proyek untuk mengurangi kemacetan Kota Solo itu sia-sia.

“Itu kan akan dibangun underpass. Kalau masalah genangan air tidak diatasi, air bisa masuk ke underpass. Misalkan generator pembuang air tidak mampu bisa banjir jadi percuma bisa macet parah,” jelasnya.

Advertisement

Dia mengatakan Wali Kota Solo saat masih dijabat Joko Widodo pernah membangun sudetan Nayu untuk mengatasi masalah banjir di Solo bagian utara. Sudetan dibangun dari Sumber Nayu lalu ke arah barat menuju Jl. Kolonel Sugiono dan bermuara ke Kalianyar. Pardoyo berharap Pemkot Solo melanjutkan pembangunan sudetan Nayu sampai ke kawasan Unisri supaya masalah banjir dapat diatasi.

Sementara itu, Warga Solo, H.M. Sungkar, mendorong Pemkot Solo bekerja sama antardaerah sekitar untuk mengurai kemacetan. Salah satu lokasi macet terparah di Jl. Kapten Mulyadi, Kecamatan Pasar Kliwon yang dilalui truk dan bus.

“Kondisi jalan sempit dan banyak sekolahan. Ini perlu direncanakan jalan tembus ke Sukoharjo,” papar dia.

Advertisement

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Solo, Yoga Purwanto, proyek rekonstruksi jalan itu termasuk membangun saluran air/drainase sekitar. Dia mengklaim pemeliharaan jalan, jembatan, dan pemeliharaan saluran selalu ada pada prioritas setiap tahun.

“Terkait jalan kami menangani potensi yang ada, potensi lahan di Kota Solo ini sangat terbatas. Sistem jalan Kota Solo ini tidak lepas dari sistem jalan di daerah sekitarnya. Kami sudah ada Jl. Ringroad Utara. Kami selalu usulkan lingkar selatannya ke pemerintah pusat,” paparnya.

Kepala Bappeda Kota Solo, Sri Wardhani Poerbowidjojo, mengatakan tahapan selanjutnya Pemkot Solo akan mengikuti Musrenbang wilayah meliputi Soloraya dan Karesidenan Kedu sebelum musrenbang Provinsi Jateng.

“Lintas sektor yang dibicarakan tingkat provinsi termasuk lingkar timur-selatan. Ringroad kami sudah usulkan dan ada rakor pengembangan wilayah Subosukawonosraten. Nanti masuk ke Musrenbang Provinsi. Di sana nanti masuk prioritas atau tidak,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif