Soloraya
Selasa, 2 November 2021 - 13:37 WIB

Warga Sragen Temukan Arca Agastya, Ini Tanggapan Pemerhati Sejarah

Tri Rahayu  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Arca berbahan batu andesit yang diduga Agastya, ditemukan warga Sragen, Sabtu (23/10/2021). (Tri Rahayu/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Warga Dukuh Gebang Tengah RT 009/RW 004, Dewa Gebang, Masaran, Sragen, menemukan arca berbahan batu andesit yang diduga Agastya, Sabtu (23/10/2021).

Sayangnya patung itu tidak ada kepalanya dan bagian kakinya patah. Arca itu tersebut ditemukan di wilayah Dukuh Ngunut masuk RW 009, Gebang.

Advertisement

Penemu patung itu bernama Sukardi yang juga inisiator pembuka Gua Mangkubumi yang terletak di Gebang Kota. Arca itu kini diletakkan di dalam Gua Mangkubumi.

Baca Juga: 242 Pejabat Pemkab Sragen Dilantik, Tunjangannya hingga Rp840.000/bulan

“Selain arca juga ada yoni. Kalau yoninya masih ada dan dirawat warga di Gebang Loji masuk RW 003. Yoni itu ditemukan di eks-pabrik serat nanas. Bukti peninggalan pabrik serat nanas itu masih ada berupa batu giling atau suiker molen yang ada di kompleks Gua Mangkubumi,” ujarnya kepada Solopos.com, Selasa (2/11/2021).

Advertisement

Sukardi menerangkan dengan adanya temuan-temuan baru itu maka memungkinkan untuk dibuat paket wisata sejarah di Gebang.

Dia melihat Gebang Loji itu potensial untuk pengembangan wisata sejarah kolonial. Sukardi juga menyinggung adanya Dam Pleret yang terletak tak jauh dari kompleks Gua Mangkubumi.

Baca Juga: Warga Gebang Sragen Temukan Arca Agastya, Begini Penelusurannya

Advertisement

“Bendungan itu dulu terbuat dari kayu pada 1901. Kemudian dibangun pada 1979, zaman Orde Baru. Di dam itu ada terowongan yang cukup besar dan unik. Sayangnya sekarang sudah ditutup terowongan itu,” ujarnya.

Pemerhati sejarah dari Yayasan Palapa Mendira Harja Sragen Lilik Mardiyanto mengatakan dengan temuan arca itu maka gua itu sudah ada sebelum Pangeran Mangkubumi datang ke lokasi itu untuk bersembunyi.

Dia menduga arca batu andesit tanpa kepala itu kemudian arca di era Majapahitan karena ornamennya sudah bagus. Lokasi gua itu, kata dia, perlu ada penelitian lebih lanjut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif