SOLOPOS.COM - Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke tumpukan palet kayu yang terbakar di lahan kosong di belakang rumah toko di Desa Wirun, Mojolaban, Sukoharjo, Minggu (25/6/2023). (Istimewa/Damkar Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Satpol PP Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Sukoharjo mengingatkan warga untuk tidak membuat gapura yang bisa menghalangi akses mobil damkar. Hal ini penting jadi perhatian mengingat belakangan ini musibah kebakaran kerap terjadi. Dalam dua bulan terakhir sudah ada 65 kasus kebakaran terjadi di Sukoharjo.

“Untuk warga Kabupaten Sukoharjo, dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI diharapkan untuk memperhatikan pemasangan gapura hias, lampu hias dan umbul-umbul agar tidak terlalu rendah. Untuk memudahkan akses mobil pemadam kebakaran apabila sewaktu-waktu terjadi musibah kebakaran,” jelas Kepala Bidang Damkar Satpol PP Sukoharjo Margono, Selasa (1/8/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Seperti diketahui, pada akhir Juli hingga Agustus umumnya warga berlomba-lomba mempercantik kampung mereka dengan memasang hiasan serupa gapura yang diramaikan dengan lampu hias. Kadang mereka membuat gapuran beserta hiasannya tanpa mempertimbangkan kemudahan akses kendaraan terutama mobil pemadam kebakaran, sehingga ada yang membuatnya terlalu rendah atau membuat jalan jadi sempit.

Margono menyebut hiasan yang melintang jalan seperti gapura, lampu hias, dan lainnya dipasangan dengan ketinggian minimal 4 meter. Tinggi mobil Damkar mencapai 4 meter, sementara lebar mobil mencapai 2,8 meter dan memiliki panjang 8,2 meter.

Kendati demikian, Margono menyebut sejauh ini belum ada kejadian mobil Damkar yang terkendala hiasan-hiasan tersebut. Hanya beberapa kali mobil Damkar sempat tersangkut gapura hingga terkendala portal yang terkunci saat hendak membantu memadamkan si jago merah.

Data Kebakaran

Sementara itu Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Bidang Damkar Satpol PP Sukoharjo, Basuki Pujoalwanto, mengatakan setidaknya selama dua bulan terakhir tercatat 65 kebakaran terjadi di Kabupaten Jamu ini. Sebanyak 34 kebakaran terjadi pada Juni dan 31 kebakaran terjadi pada Juli. Kebakaran lahan kosong menjadi penyumbang terbanyak angka kebakaran di Kabupaten Sukoharjo selama dua bulan terakhir.

Sementara jumlah kasus kebakaran sepanjang Januari-Mei 2023 “hanya” 37 kejadian. Sehingga total kebakaran di Sukoharjo hingga Juli sebanyak 102 kejadian kebakaran.

“Data kebakaran Juni paling banyak terjadi pada lahan kosong sebanyak 21 kasus, akibat kebakaran sampah 2, listrik 2, oven 3 kasus, dapur 3, ranggon 1, pabrik tahu 1, serta kandang 1. Sementara kebakaran pada Juli,  lahan kosong 13 kasus, sampah 2, lahan tebu 3, listrik 4, oven 6, rumah 2, serta kandang 1,” papar Basuki.

Untuk kebakaran yang terjadi sepanjang Januari-Mei 2023  tersebar di 10 kecamatan dengan kejadian paling banyak menimpa gudang, pabrik, rumah tinggal, kandang ternak, hingga lahan kosong. Kebakaran di lahan kosong penyebabnya karena sengaja dibakar atau akibat ada yang buang puntung rokok sembarangan.

Untuk mencegah terjadi kebakaran, Basuki mengimbau warga untuk tidak membakar sampah sembarangan. Jika harus membakar sampah, ia meminta warga memastikan tidak akan membahayakan lingkungan sekitar. Ia juga meminta warga tidak membuang puntung rokok sembarangan dan memastikan sudah  mati sebelum dibuang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya