Soloraya
Senin, 13 Juni 2022 - 16:43 WIB

Warga Tak Sabar Pada Penyelidikan Kasus Bocah SMP Melahirkan di Sragen

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi baru lahir. (Detik.com-Thinkstock)

Solopos.com, SRAGEN — Kasus seorang bocah perempuan Kelas I SMP di Jenar, Sragen, yang melahirkan bayi laki-laki membuat warga setempat resah. Warga juga tak sabar dengan progres penyelidikan yang dilakukan aparat Polres Sragen yang  mereka anggap tak jelas.

Korban melahirkan bayi laki-laki sepekan lalu. Korban diduga dicabuli pada Agustus 2021 lalu. Pihak keluarga korban telah melaporkan kasus itu ke Polres Sragen pada Maret 2022 lalu, saat korban dalam kondisi masih hamil.

Advertisement

Namun sejak dilaporkan, warga menilai tidak ada kejelasan proses hukum dari Polres Sragen. Akhirnya, warga yang tak sabar melaporkan kembali kasus yang menimpa korban ke Polsek Jenar. Hal ini disampaikan Ketua RW tempat tinggal korban, T.

“Pemeriksaan dilakukan dua kali setahu saya. Keluarga korban yang dimintai keterangan, seperti simbahnya, bapak tirinya, ibunya, dan korban sendiri. Pengambilan visum juga sudah dilakukan,” kata T, Senin (13/6/2022).

Advertisement

“Pemeriksaan dilakukan dua kali setahu saya. Keluarga korban yang dimintai keterangan, seperti simbahnya, bapak tirinya, ibunya, dan korban sendiri. Pengambilan visum juga sudah dilakukan,” kata T, Senin (13/6/2022).

Baca Juga: Miris, Bocah 13 Tahun di Sragen Melahirkan Bayi, Ayahnya Misterius

“Saat kejadian itu [pencabulan] kemungkinan [korban] masih sekolah dasar, karena diketahui hamil itu Januari 2022. Sekarang sudah melahirkan sepekan yang lalu normal. Bayinya laki-laki dan semua normal, tidak cacat,” sambunya.

Advertisement

Seperti diberitakan, seorang bocah perempuan yang masih duduk di Kelas I SMP di Kecamatan Jenar, Sragen, melahirkan bayi laki-laki sepekan yang lalu. Belum diketahui siapa ayah bayi laki-laki dari rahim bocah 13 tahun itu.

Kasus tersebut kini dalam penyelidikan aparat kepolisian. Mereka berencana melakukan tes DNA untuk mengetahui siapa laki-laki yang harus bertanggung jawab atas kehamilan siswi SMP itu.

Baca Juga: Siswi SMK di Sragen Diduga Diperkosa Saat Praktik Kerja Lapangan

Advertisement

Tetangga korban yang ikut mendampingi keluarga korban saat laporan, sebut saja Y, saat ditemui wartawan di sebuah balai desa di Kecamatan Jenar, Sragen, Senin (13/6/2022), menerangkan warga sekitar resah sejak korban diketahui hamil tanpa diketahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.

Dia mendampingi dan mengantar keluarga korban untuk membuat laporan di Mapolres Sragen pada Maret 2022 lalu, saat korban dalam kondisi hamil. Korban diduga dicabuli pada Agustus 2021 lalu. Belum ada keterangan siapa yang mencabuli korban.

Tidak Ada Kejelasan

Y mengatakan saat membuat laporan ke Polres, bapak tiri korban, kakek korban, ibu korban, dan beberapa saudara korban ikut mendampingi. Saat itu, jelas dia, yang dimintai keterangan polisi hanya bapak tiri dan ibu kandung korban.

Advertisement

Baca Juga: Remaja di Sragen Diduga Jadi Korban Pencabulan Pacar dan Temannya

“Karena tidak ada kejelasan kemudian saya dan warga lainnya mengadu ke Polsek Jenar. Dari pihak Polsek kaget karena pihak keluarga korban sudah membuat laporan ke Polres Sragen tanpa ada pemberitahuan ke Polsek,” ujar Y.

“Saya tanya lagi ke keluarga dan katanya sudah diperiksa Polres. Sebulan lalu, saya tanyakan ke Polres Sragen. Dari pihak Polres diminta menunggu bayi yang dikandung anak itu lahir untuk selanjut dilakukan tes DNA,” jelas dia didampingi Ketua RW, T dan para perangkat desa setempat.

Baca Juga: Jadi Korban Pencabulan di Sragen? Silakan Lapor Polisi di Nomor Ini

Sementara itu, Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama, melalui Kasi Humas, AKP Suwarso, mengatakan kasus itu kini ditangani Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Satreskrim. Menurutnya kasus ini masih penyelidikan karena minim saksi.

“Saksi-saksi yang sudah diperiksa sebanyak delapan orang. Delapan orang itu adalah yang dekat dengan korban. Pemeriksaannya di Polres Sragen,” ujarnya.

Suwarso mengatakan Unit PPA akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan tes DNA terhadap korban dan orang terdekatnya. Dia mengatakan hasil tes DNA itu akan membantu dalam pengungkapan kasus itu. Tetapi biaya untuk tes DNA itu cukup mahal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif