SOLOPOS.COM - Tim SAR gabungan melakukan pencarian secara manual dengan cara menyisir ke tepian Waduk Cengklik Boyolali beberapa waktu lalu. (Dok/JIBI/Solopos)

Warga tenggelam saat memancing di Waduk Cengklik tepatnya di Dukuh Alang-alangan, Desa Senting, Kecamatan Sambi.

Solopos.com, BOYOLALI — Muhammad Arifin, 23 dan Andri Wiranto, 25, merupakan warga Dukuh Kalicebong, RT 001/RW 013 Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, ditemukan Tim SAR di Waduk Cengklik Boyolali Jumat (20/2/2015) malam tadi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Hingga pukul 17.00 WIB pencarian tahap II yang dilakukan Jumat (20/2) belum juga membuahkan hasil. Tim SAR gabungan belum juga menemukan keberadaan korban secara pasti.

Tak terkecuali para penyelam yang telah berjam-jam berada di dalam air sejak pagi hingga sore untuk mencari keberadaan korban. Para penyelam yang terdiri dari 12 personil ini mengaku sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mencapai dasar waduk. Apalagi kondisi dasar waduk yang landai dan tidak banyak tanaman penghalang membuat penyelaman mereka berjalan lancar.

Kendati proses penyelaman berjalan lancar, namun mereka belum juga menemukan keberadaan kedua pemuda itu. Koordinator penyelam, Rudi Tanuwijaya mengatakan informasi yang simpang siur tentang keberadaan korban menjadi kendala utama.

“Saksinya terlalu banyak, kami Tanya ke sejumlah petani karamba jawabannya berbeda semua akhirnya kami kesulitan menri titik focus pencarian,” kata dia saat ditemui Espos seusai melakukan pencarian, Jumat petang.

Menurut dia, sebenarnya medan yang dilalui para penyelam cukup mudah, tidak ada hambatan yang berarti. “Kondisinya landai, di dasar waduk paling hanya ada rumput. Kondisi tanah juga hanya lumpur yang tidak terlalu dalam,” ucap dia. Untuk diketahui, simpang siurnya informasi keberadaan korban ini diduga karena tidak adanya saksi kunci yang benar-benar mengetahui lokasi jatuhnya korban.

Karena kondisi dasar waduk yang landai, tim penyelam menduga, korban bergeser dari titik kali pertama kedua korban tenggelam. “Kemungkinan bergeser ke utara, hal itu karena gelombang air waduk yang bergerak ke utara. Selain itu juga karena aktifitas pengeboran tadi bisa jadi penyebabnya,” ucap yang juga anggota Tim SAR Granat Semarang itu.

Selain itu hal lain yang menjadi kendala para penyelam adalah air waduk yang keruh. Di dalam air mereka hanya mengandalkan rabaan tangan untuk mencari korban. “Kami hanya bias mereba-raba, tidak bisa melihat sekitar,” kata salah satu penyelam yang berasal dari Tim SAR Klaten, Heru Santoso, 30.

Spekulasi Berkembang

Pencarian  yang dimulai dari pukul 08.20 WIB hingga pukul 17.00 WIB itu dibagi menjadi enam titik, masing-masing titik ada dua orang. Mereka mencari korban dengan radius 500 meter di sekitar lokasi yang diduga tempat tenggelamnya korban.

Sementara itu, spekulasi berbeda disampaikan Koordinator Tim SAR Gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo. Dia menduga korban terpendam  di lumpur  sehingga saat mencapai titik apung korban belum juga keluar ke permukaan air.

“Meskipun dasar waduk landai, mungkin ada titik di mana di situ ada lumpur, ya kita lihat saja besok mudah-mudahan segera ditemukan,” kata Yoyok, sapaan akrab Kurniawan Fajar Prasetyo, kepada Espos di lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya