SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenggelam. (Medicalnewstoday.com)

Warga tenggelam Karanganyar terjadi di saluran irigasi Proyek Bengawan Solo (PBS).

Solopos.com, KARANGANYAR–Dua bocah lelaki warga Dukuh Sarirejo, Desa Alastuwo meninggal dunia karena tenggelam di saluran irigasi Proyek Bengawan Solo (PBS), Kamis (19/5/2016) sekitar pukul 11.00 WIB.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dua bocah itu warga Dukuh Sarirejo, RT 003/RW 011, Desa Alastuwo, Kebakkramat, Sila Prapanca Kriswidiyanto, 8, dan Nemanja Abdul Jafar Fegas, 4, warga Dukuh Sarirejo, RT 001/RW 012, Desa Alastuwo, Kebakkramat.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, dua bocah itu bersama satu orang temannya, Muhamad Alfian, 4, warga Dukuh Sarirèjo, RT 001/RW 012, Desa Alastuwo, Kebakkramat hendak mengunjungi rumah nenek salah satu dari bocah itu.

Mereka berangkat dari rumah pukul 08.00 WIB. Rumah neneknya di Desa Kaliwuluh. Jarak rumah mereka ke rumah nenek yang akan dikunjungi sekitar lima kilometer. Mereka tidak segera ke rumah nenek, tetapi malah mampir ke aliran sungai PBS di Dukuh Jomblang, Desa Kaliwuluh.

Mereka berencana mandi di aliran sungai sekitar pukul 10.30 WIB. Tetapi, hanya dua bocah yang mandi, yakni Sila dan Nemanja. Mereka melepas seluruh baju dan diletakkan di tepi PBS. Nahas, tubuh Sila dan Nemanja terseret arus air. Kondisi aliran air saat kejadian deras.

Sila tercatat sebagai pelajar SDN 04 Alastuwo. Sila putra dari Budi Santoso dan Nemanja putra Agus Dwi Haryanto. Alfian berteriak minta tolong saat kedua temannya tenggelam. Teriakan Alfian didengar petani yang sedang memupuk padi di sawah, Markum, 60. Markum sedang memupuk padi di sawah yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

Markum memanggil Ngatmi, 45, warga Jomblang RT 002/RW 009, Desa Kaliwuluh. Dua orang itu menanyai Alfian. Alfian menceritakan bahwa dua temannya hanyut di sungai saat mandi. Dua orang warga itu mengecek lokasi yang dimaksudkan Alfian. Mereka melihat dua pakaian anak-anak dan satu sepeda onthel.
Markum dan Ngatmi berinisiatif memanggil warga sekitar untuk menyisir sepanjang aliran sungai. Mereka juga menghubungi pihak kepolisian. Jenazah dua bocah itu ditemukan 30 menit kemudian di Dukuh Krebet, Desa Krebet, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Lokasi penemuan dua jenazah itu berjarak 1,5 kilometer dari lokasi berenang.

Pencarian dilakukan Tim SAR Karanganyar, Tim SAR UNS, dan lain-lain. Salah satu anggota Tim SAR UNS, Dwi H., menyampaikan kedalaman air 1,5-2 meter. Dwi menjelaskan arus air deras saat kejadian. Proses pencarian dilakukan bersama warga menggunakan jaring dan manual.

“Pintu air dibuka maka air surut dan korban mudah ditemukan. Korban ditemukan setelah setengah jam mencari,” tutur dia saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Polres Karanganyar, AKP Rochmat, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Mahedi Surindra, mengatakan hasil visum petugas puskesmas tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.

“Kami mengaktifkan peran bintara pembinanaan dan keamanan ketertiban masyarakat (Babinkamtibmas) dan perangkat desa menyosialisasikan bahaya bermain di sungai. Kami juga mengingatkan orangtua atau pengasuh lebih waspada dan jeli mengasuh anak-anak,” ujar Rochmat saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya