SOLOPOS.COM - Warga penerima antre mengambil santunan penanganan dampak pembangunan rel layang Joglo di pendapa kantor Kelurahan Joglo, Banjarsari, Solo, Selasa (16/11/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Warga terdampak Proyek Nasional Jalur Ganda Solo-Semarang Fase 1 Solo Balapan-Kadipiro Kota Solo diberi waktu satu pekan untuk membongkar bangunan dan pindah.

Seratusan warga terdampak Proyek Nasional Jalur Ganda Solo-Semarang Fase 1 Solo Balapan-Kadipiro sudah menerima uang santunan dampak sosial mulai pekan lalu. Setelah menerima santunan, mereka diberi waktu satu pekan untuk membongkar bangunan dan pindah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Salah seorang warga terdampak, Paino, mengaku bakal menggunakan uang itu untuk mengontrak rumah. Dia mengaku uang santunan yang diterima tak cukup untuk membeli tanah atau rumah. “Ya, cukup tidak cukup,” kata dia, kepada Solopos.com, Selasa (16/11/2021).

Baca Juga : Santer Beredar Kabar Jokowi Reshuffle Kabinet pada Desember 2021

Warga RT 004/RW 015, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari itu membangun rumah di bantaran rel kereta api di wilayah Kelurahan Joglo pada 1998. “Sejak obong-obongan [kerusuhan] 1998 itu. Saya kan ikut orang tua yang enggak punya rumah. Kemudian saya bikin sendiri di pinggir rel,” jelasnya.

Ia mendapatkan ganti rugi Rp50 jutaan untuk hunian seluas 36 meter persegi. “Beli tanah yang mepet Solo, bisa. Tapi membangun rumahnya, bagaimana? Tidak cukup. Ya, untuk mengontrak saja. Saya belum ada gambaran mau pindah kemana. Usaha saya juga harus pindah. Sekarang hanya jadi tukang parkir,” ucap bapak tiga anak itu.

Warga lain, Supadmanto, menerima santunan dampak sosial untuk hunian dua lantai miliknya. Hunian seluas 55 meter persegi itu dinilai Rp138 juta. Nominal yang cukup untuk membeli tanah atau rumah sederhana.

Baca Juga : Ini Dia Sendang Mbah Gumul Peninggalan Kesultanan Mataram

Namun, ia harus kehilangan usaha yang selama ini menghidupinya. Dia sudah menempati rumah itu sejak belasan tahun lalu.

“Ya, nanti untuk mengontrak dulu. Sudah dapat di Kelurahan Mojosongo. Rumah yang terkena dampak ditinggali anak bungsu saya. Jadi, nanti sementara mengontrak. Baru dibicarakan lagi bagaimana,” ujar dia.

Warga terdampak lain, Sri Wahyuni, justru kebingungan lantaran belum mendapatkan lokasi usaha baru. Warga RT 005/RW 014 Kelurahan Joglo itu kehilangan warung makan miliknya di bantaran rel kereta api di wilayah Kelurahan Nusukan.

Baca Juga : PT Pertamina Picu Marah Jokowi, Kenapa?

“Enggak tahu mau kemana. Rencananya uang santunan ya untuk cari lokasi usaha baru. Anak saya tujuh orang. Enam di antara masih sekolah,” ucapnya.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah, Putu Sumarjaya, mengatakan total anggaran penanganan dampak sosial mencapai Rp31 miliar. Dana itu untuk 551 hunian dan tempat usaha di empat kelurahan.

Sementara, masih dibutuhkan lahan seluas 9.000-an meter persegi untuk pembangunan rel layang. “Pengadaan tanah masih tahun depan. Ini dampak sosial dulu. Penghitungannya sesuai hitungan tim terpadu berdasarkan appraisal dari Badan Pertanahan Nasional (BPN/ATR),” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya