Soloraya
Kamis, 2 Juni 2022 - 09:43 WIB

Warga Wedi dan Ceper Klaten Diminta Waspada La Nina, Kenapa?

Taufiq Sidik Prakoso  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Personel TNI dan BPBD Klaten mengecek rumpun bambu yang ambruk dan menutup aliran Sungai Cino di Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Rabu (1/6/2022). (Istimewa/BPBD Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi pada Selasa (31/5/2022) lalu menyebabkan bencana alam di sejumlah wilayah di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Data yang dihimpun Solopos.com, bencana alam terjadi di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten yakni talut jalan longsor. Selain itu, satu rumpun bambu longsor dan menutup aliran Sungai Cino di Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.

Advertisement

Berdasarkan data yang dihimpun dari Pusdalops BPBD Klaten, panjang talut jalan yang longsor itu 15 meter, lebar 4 meter, serta ketinggian 1,5 meter. Talut jalan longsor itu membuat akses terganggu. Nilai kerugian akibat talut longsor itu ditaksir Rp32,4 juta.

Selain itu di Desa Srebegan, satu rumpun bambu ambruk dan menutupi aliran Sungai Cino. Kondisi itu membuat air dari sungai rawan meluap.

“Setelah berkoordinasi dengan perangkat desa dan [Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo] BBWSBS, direncanakan ada kegiatan gotong royong membersihkan rumpun bambu pada hari ini [Kamis],” kata Sekretaris BPBD Klaten, Nur Tjahjono Suharto, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (2/6/2022).

Advertisement

Baca Juga : Rawan, 4 Desa di Klaten Ini Dibentuk Jadi Desa Tangguh Bencana

Gotong royong membersihkan rumpun bambu itu melibatkan 50 personel dari BBWSBS, TNI, Polri, sukarelawan, serta warga setempat. BPBD Klaten mengirimkan dukungan logistik untuk mendukung kegiatan gotong royong tersebut.

Nur menjelaskan Klaten sebenarnya sudah memasuki musim kemarau pada akhir Mei serta awal Juni ini. Hal itu mengacu prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Namun, musim kemarau dimungkinkan mundur lantaran ada fenomena La Nina.

Advertisement

“Sehingga dimungkinkan akan memasuki suatu periode kemarau basah dengan masih ada hujan, angin, serta petir. Masih tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti potensi banjir, longsor, serta angin puting beliung,” jelas Nur.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif