Soloraya
Rabu, 3 Mei 2023 - 20:57 WIB

Warga Winong Boyolali Protes Bau Kotoran Ayam, Peternak Akui Ada Malapraktik

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Audiensi warga dengan pemilik peternakan ayam terkait bau kotoran ayam di Balai Desa Winong, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Rabu (3/5/2023). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pemilik peternakan ayam di Dukuh Tegalrejo, Desa Winong, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, Maryati, melalui perwakilannya, Tukinu, menyampaikan permohonan maaf karena bau kotoran ternaknya mengganggu warga setempat hingga memicu aksi protes.

Tukinu juga memberikan penjelasan terkait penyebab munculnya bau tersebut. Ia mengakui ada bau menyengat dari peternakan Maryati pada 18 April 2023. Peternak berkomitmen mengakhiri bau tersebut dengan segala usaha.

Advertisement

Ia menceritakan awal bau dimulai saat peternak ingin mengolah limbah kotoran ayam menjadi pupuk bagi ribuan pohon alpukat di sekitar lokasi pembuatan embung. Bahkan, pemilik peternakan juga sudah mengundang ahli untuk mempercepat proses fermentasi pupuk.

Ahli itu memberikan obat tertentu untuk fermentasi kotoran ayam yang justru menimbulkan bau yang lebih menyengat dan memicu protes warga Winong, Boyolali. “Jadi awal mula kejadian bau itu boleh dikatakan malapraktik atau kemungkinan reaksi obat yang dari penghancur kimia itu,” kata dia saat mediasi dengan warga di Balai Desa Winong, Rabu (3/5/2023).

Advertisement

Ahli itu memberikan obat tertentu untuk fermentasi kotoran ayam yang justru menimbulkan bau yang lebih menyengat dan memicu protes warga Winong, Boyolali. “Jadi awal mula kejadian bau itu boleh dikatakan malapraktik atau kemungkinan reaksi obat yang dari penghancur kimia itu,” kata dia saat mediasi dengan warga di Balai Desa Winong, Rabu (3/5/2023).

Saat disinggung terkait izin usaha, Tukinu mengungkapkan sudah ada izin prinsip yang dikeluarkan saat pemerintahan Bupati Boyolali Sri Moeljanto. Sedangkan terkait analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), Tukinu menjawab amdal adalah produk hukum baru.

“Izin amdal, karena itu [usaha ternak ayam] hanya bersifat sementara, itu untuk kepentingan bukan terus menerus, karena itu hanya konsumsi sendiri, kami belum mengajukan, karena itu hanya untuk konsumsi sendiri,” kata dia.

Advertisement

Sebelumnya, warga RW 014 Dukuh Tegalrejo, Desa Winong, Kecamatan/Kabupaten Boyolali, berdatangan ke balai desa setempat untuk mengajukan protes terkait bau tidak sedap dari kubangan atau embung kotoran ayam di dekat tempat tinggal mereka, Rabu.

Sesepuh dukuh, Mulyadi, mengungkapkan sebenarnya bau busuk telah dirasakan warga sejak sebelum Ramadan. Ia juga mengatakan berpuluh-puluh tahun warga berdampingan dengan bau kotoran ayam, telur busuk, dan bangkai ayam di lokasi itu.

Akan tetapi baunya tidak separah pada 18 April 2023. Pada waktu itu, warga, ketua RT, dan RW mencari sumber bau dan didapati ada empat kubangan berisi kotoran ayam cair. Warga juga sempat berkomunikasi dengan perwakilan pemilik akan tetapi belum direspons.

Advertisement

Memasang Spanduk Protes

Hal tersebut juga telah diadukan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali. Namun, bau masih tercium dan mengganggu warga. Warga juga sempat memasang spanduk bernada protes terkait bau dari kotoran ayam di Winong, Boyolali, Senin (1/5/2023).

Kemudian, pada Rabu (3/5/2023) diadakan mediasi antara warga dan pengusaha difasilitasi oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Winong. Dalam kegiatan tersebut, hadir pula perwakilan dari DLH Boyolali, Disnakkan Boyolali, Polsek Boyolali, Danramil Boyolali, pengusaha peternak ayam, Maryati, didampingi kuasa hukum, Tukinu, dan instansi terkait lainnya.

“Tindak lanjut dari keputusan tadi, bau mau dihilangkan, DLH memantau, Bu Maryati sebagai pemilik kandang mau berkomunikasi baik dengan warga, kalau ada hambatan segera duduk bersama agar tidak terjadi konflik,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com seusai acara di Balai Desa Winong, Rabu siang.

Advertisement

Ketua RW 014, Winong, Sukarman, mengungkapkan penemuan pertama terkait bau kotoran ayam yang memicu protes warga justru dari DLH Boyolali yang kemudian baru diketahui warga pada 18 April 2023. Ia menyatakan lokasi embung kotoran ayam dekat jurang dan pemukiman warga.

“Itu dekat jurang, bukan sungai, kalau sungai kan ada isinya. Namun tetap, waktu musim hujan kan air lewat situ. Kemarin kami juga menemukan ada kotoran ayam sejenis di jurang, perkiraan kan kalau hujan kotoran ayam cairnya meluap ke jurang,” kata dia.

Ia menjelaskan untuk jarak embung berisi kotoran ayam terdekat dengan pemukiman berjarak hanya 150 meter dan terjauh sekitar 300 meter. Hal tersebut, lanjut dia, sangat mengganggu aktivitas warga karena baunya sangat menyengat.

“Dari awal Ramadan, bahkan sebelum Ramadan sampai hari ini masih ada bau, akhir-akhir ini kadang baunya. Apalagi pas Lebaran itu justru banter-bantere, banyak warga minta tolong ke kami, tapi kami tidak ada komunikasi, jadi tidak bisa menjawab,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif