SOLOPOS.COM - Seorang remaja berselancar di Tiktok menggunakan smartphone miliknya di kompleks Sekretariat Daerah Wonogiri, Senin (10/7/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Warga Wonogiri bisa betah berjam-jam berselancar di media sosial favorit mereka setiap harinya. Tiktok dan Instagram menjadi favorit mereka sedangan Whatsapp menjadi aplikasi perpesanan paling digandrungi.

Ketiganya bahkan menjadi alat utama mereka mencari, menggali, sekaligus menyebarkan segala informasi. Sayangnya tidak semua pengguna memahami betul apakah informasi yang disajikan dalam media sosial itu benar atau tidak.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Solopos.com mewawancarai beberapa warga Wonogiri yang meliputi dua orang dari kelompok umur 17-20 tahun, dua orang dari kelompok umur 25-30 tahun, dan dua orang dari kelompok umur 60-70 tahun.

Mereka yang berusia 17-20 tahun dan 25-30 tahun rata-rata menggunakan tiga aplikasi media sosial dan perpesanan. Sementara dua orang dari kelompok umur 60-70 tahun tidak menggunakan Instagram.

Salah satu warga Wonogiri pengguna media sosial, Alfiya Putri, 17, mengatakan Tiktok, Whatsapp, dan Instagram menjadi favorit untuk kebutuhan informasi sehari-hari. Dalam sehari, screen time atau waktu yang dihabiskannya untuk membuka layar smartphone rata-rata 8,5 jam.

Whatsapp menjadi aplikasi yang paling sering dia buka dengan waktu rata-rata 3 jam/hari. Sedangkan Tiktok dan Instagram ia habiskan masing-masing dalam waktu 2,5 jam/hari dan 1,5 jam/hari. Sisanya untuk aplikasi lain.

Literasi Digital

Putri mengatakan Tiktok menjadi media sosial favorit karena menyajikan banyak konten, dari yang sekadar menghibur sampai yang menurutnya penting. Sementara Instagram, biasanya untuk mencari informasi atau berita.

“Whatsapp paling sering saya buka karena kan ini buat komunikasi langsung, buat chatting, entah percakapan pribadi atau grup. Informasi soal sekolah juga sering dikomunikasikan di sini,” kata Putri saat berbincang dengan Solopos.com di kawasan kota Wonogiri, Senin (10/7/2023).

Tiga aplikasi itu menjadi sarana utama Putri dalam mendapatkan informasi. Dengan tiga aplikasi itu, ia mengaku menjadi sangat jarang sekali mencari informasi atau berita di mesin pencarian. Informasi yang didapatkan warga Wonogiri itu sesuai apa yang disajikan medsos favorit dia yaitu Tiktok, Instagram, dan Whatsapp.

“Tapi jujur saja ya, walaupun saya pernah ikut kegiatan literasi digital, belum bisa mengidentifikasi atau membedakan apakah informasi yang disampaikan di medsos itu benar atau tidak,” ujar perempuan yang biasa menghabiskan Rp60.000/bulan untuk akses Internet itu.

Pengguna medsos lain, Khoir, 30, juga biasa memiliki screen time pada ponsel pintar rata-rata delapan jam per hari. Instagram menjadi aplikasi yang paling sering ia buka dengan waktu rata-rata empat jam sehari. Disusul Tiktok dan WhatsApp masing-masing tiga jam per hari dan satu jam per hari. 

Sebagai kreator konten, Khoir sedikit banyak sudah tahu mana informasi yang benar atau tidak yang disampaikan di medsos itu. Setiap kali ada informasi yang meragukan, biasanya ia mencari isu terkait di laman media mainstream.

Verifikasi Informasi

Hal itu untuk memverifikasi apakah berita yang dimuat di medsos valid atau tidak. “Kadang bahkan ada yang mencoba menipu, terutama di Instagram dan Whatsapp. Kalau kayak begitu, biasanya sudah bisa saya cegah. Tetapi kalau soal berita hoaks, saya belum tahu betul bagaimana cara membedakan, termasuk juga soal propaganda,” ucap Khoir.

Warga Wonogiri lainnya, Basriatik, 60, mengatakan untuk media sosial, favorit dia dan banyak teman-teman sebayanya adalah Tiktok dan Whatsapp. Di Tiktok, Basriatik lebih banyak menonton cuplikan-cuplikan film atau sinetron.

Sementara untuk Whatsapp untuk sekadar berkomunikasi dengan kerabat atau warga desa lain. Dalam sepekan, Basriatik terpapar konten Tiktok selama hampir 26 jam.

Sementara Whatsapp dia buka selama 11 jam selama sepekan. “Instagram enggak cocok digunakan orang seumuran saya ini, hla wong temannya sudah sedikit. Kalau Tiktok kan bisa lihat semuanya, enggak harus teman sendiri,” kata Basriatik.

Basriatik menyadari betul konten-konten yang diunggah di Tiktok sangat mungkin bukan sesuatu yang benar. Tetapi dia belum tahu betul bagaimana cara membedakan informasi yang diproduksi di Tiktok maupun Whatsapp itu betul atau tidak.

Dia juga kerap membagikan konten-konten di Tiktok kepada teman atau kerabat via Whatsapp. “Selain dua aplikasi itu, Youtube juga sering saya buka,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya