Soloraya
Selasa, 7 September 2021 - 13:29 WIB

Warga Yakin Ada Ikan Kutuk Putih Jumbo di Bekas Embung Trucuk Klaten

Ponco Suseno  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bangunan yang diduga terowongan kuno ditemukan di Klaten. (detik.com)

Solopos.com, KLATEN – Bekas embung Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk, ternyata diyakini masih menyimpan seekor ikan unik, yakni ikan kutuk putih berukuran jumbo. Hingga sekarang, ikan kutuh putih itu belum ditemukan warga setempat.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Desa (Pemdes) Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk menggelontorkan anggaran senilai Rp190 juta guna merevitalisasi bekas embung tersebut sebagai tempat pemancingan dan sentra kuliner. Luas kompleks tersebut berkisar 1.000-an meter persegi. Tahap pengerukan bekas embung dimulai akhir Agustus 2021.

Advertisement

Baca juga: Bulus Jumbo di Terowongan Trucuk Klaten Usianya 100 Tahun Hlo

Sepanjang pengerukan, warga sempat dihebohkan dengan penemuan saluran kuno. Di bekas embung yang masih ada airnya itu, sempat ditemukan Ikan toman green berukuran panjang 80 cm dengan berat sekitar tujuh kilogram. Di sisi lain, sempat ditemukan juga bulus seberat 20 kilogran yang diduga sudah berusia puluhan tahun. Sebelum dikeruk dengan backhoe, warga ramai-ramai mencari ikan wader, ikan kutuk, dan lainnya.

“Ikan toman green yang saya temukan ini akan saya pelihara sendiri. Semoga, bisa membawa keberuntungan bagi saya. Selain ikan toman, di bekas embung itu masih ada ikan kutuk putih. Besar juga [ukurannya]. Sampai sekarang, ikan kutuk putih itu belum ada yang menemukan,” kata penemu ikan toman grren di bekas embung Sabrang Lor, yakni Aris Sarwanto, 28, saat ditemui Solopos.com, di rumahnya di Mranggen, RT 002/RW 011, Jogosetran, Kalikotes, Senin (6/9/2021).

Advertisement

Baca juga: Ini Hlo Keistimewaan Nasi Goreng Pak Basiyo yang Tersembunyi di Nguter Sukoharjo

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Kepala Desa (Kades) Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk, Budi Andriyanto, mengatakan revitalisasi bekas embung menjadi pemancingan dan sentra kuliner merupakan hasil rembuk warga. Total anggaran revitalisasi senilai Rp190 juta.

“Saat pengerukan, ditemujan bulus yang sudah mati. Rencananya, bulus itu akan diawetkan lalu digunakan sebagai pelengkap wisata [dipajang di kompleks pemancingan dan kuliner di Sabrang Lor, Trucuk]. Istilahnya sebagai penanda bahwa di lokasi ini pernah ada bulusnya,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif