Soloraya
Sabtu, 1 Desember 2012 - 16:22 WIB

Waria Solo Kampanyekan Penggunaan Kondom

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi. Sejumlah waria menggelar aksi memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember di Gladak Solo, Sabtu (1/12/2012). (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Sejumlah waria menggelar aksi memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember di Gladak Solo, Sabtu (1/12/2012). (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

SOLO — Penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) di Kota Solo periode 2005-2012 mencapai 855 orang. Jumlah tersebut diperoleh dari Rumah Sakit Dr Oen, RSUD Moewardi dan Puskesmas Manahan, Solo yang selama ini intens menangani kasus penderita HIV/AIDS.

Advertisement

Hal itu dipaparkan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Solo, Harsojo Soepodo, saat dijumpai wartawan, disela-sela kampanye penggunaan kondom dalam memeringati Hari AIDS sedunia, di Bundaran Gladak, Sabtu (1/12/2012).

“Kami melakukan pendampingan bagi penderita HIV/AID se-Soloraya. Dalam pendampingan ini, kami bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Satuan Pamong Praja (Satpol PP),” papar Harsojo.

Kendati mengetahui jumlah tersebut, namun Harsojo belum bisa memaparkan data terperinci penderita AIDS yang meningggal dunia.

Advertisement

Dalam kesempatan itu, sekitar sembilan waria Soloraya menggelar kampanye penggunaan kondom sebagai alat untuk mencegah penularan HIV/AIDS. Mereka berjalan berlenggak lenggok sekitar 10 meter membawa poster himbauan untuk menghindari AIDS dengan menggunakan kondom. Dalam kampanye tersebut, para waria mengakui seks bebas sulit dihindari.

“Apalagi sekarang ini pergaulan bebas sangat besar pengaruhnya untuk bertindak seks bebas. Namun demikian, kami tetap menganjurkan kepada semuanya untuk menggunakan kondom. Karena kondom setidaknya dapat memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS,” jelas salah satu aktivis Himpunan Waria Solo (Hiwaso), Lousiana Margaretha.

Sementara itu, Ketua Hiwaso, Fernandes Chintya Maramis menerangkan sekitar 99 persen waria se-Soloraya berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). Maka tak heran, kata Chintya, jika masyarakat mengecap buruk terhadap para waria.

Advertisement

“Selama ini kami melakukan seks aman dengan kondom. Biar masyarakat menilai buruk terhadap dunia kami, namun kami tidak terima jika dipersalahkan sebagai penyebar penyakit HIV,” tegas Chintya.

Chintya mengatakan saat ini jumlah waria se-Soloraya sebanyak 97 waria yang terdaftar resmi sebagai anggota Hiwaso. Yang mana 60 orang berdomisili di Solo. Dari jumlah tersebut, kata Chintya, hampir seluruhnya berprofesi sebagai PSK di malam hari dan bekerja biasa di siang hari. Rata-rata pekerjaan mereka adalah sebagai karyawan salon kecantikan ataupun berdagang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif