Soloraya
Kamis, 23 November 2023 - 20:18 WIB

Wartawan, Influencer, dan Tokoh Lintas Agama Kolaborasi Promosikan KBB di Solo

Wahyu Prakoso  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kegiatan KBB di Solia Zigna, Kamis (23/11/2023). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Sebanyak 40 wartawan, tokoh lintas agama, influencer mengikuti lokakarya untuk meningkatkan kesadaran dalam mempromosikan kebebasan beragama berkeyakinan (KBB) di Solo, Kamis (23/11/2023).

Workshop bertajuk Lokakarya Lintas Agama Media dan Lintas Agama di Solia Zigna Kampung Batik, Solo itu diinisiasi  Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Solo dan Search for Common Ground (Search).

Advertisement

Para wartawan yang terlibat adalah editor beberapa media arus utama yang bertugas di lokasi-lokasi strategis mengenai isu KBB, kelompok lintas agama termasuk kelompok minoritas agama. Kemudian influencer media sosial yang menerima program Credible, dan mitra lokal Search.

Media punya peran penting dalam membentuk persepsi publik tentang minoritas agama dan etnis maupun hak-hak mereka. Sedangkan editor merupakan aktor media yang berpengaruh untuk membingkai berita yang berpotensi memperburuk ketegangan yang ada ataupun membentuk berita yang konstruktif terkait KBB.

Advertisement

Media punya peran penting dalam membentuk persepsi publik tentang minoritas agama dan etnis maupun hak-hak mereka. Sedangkan editor merupakan aktor media yang berpengaruh untuk membingkai berita yang berpotensi memperburuk ketegangan yang ada ataupun membentuk berita yang konstruktif terkait KBB.

Namun, media memiliki beberapa tantangan dalam mempromosikan isu-isu KBB di Indonesia. Misalkan, persepsi media dalam memberitakan isu-isu KBB sebagai topik yang sulit untuk meningkatkan Search Engine Optimization (SEO).

Di sisi lain, bagi beberapa media, pemberitaan topik tersebut berisiko terhadap keselamatan jurnalisnya atau menyebabkan calon sponsor kehilangan minat untuk membayar iklan mereka.

Advertisement

Kolaborasi media dengan para influencer bisa meningkatkan dampak dari konten berita. Lokakarya dapat membangun konvergensi dan kolaborasi antara influencer media sosial dan aktor-aktor utamanya.

Ketua AJI Solo Mariyana Ricky P.D menjelaskan setiap orang punya kebebasan opini dan berekspresi tanpa memandang batas. Sayangnya kecepatan konten yang dihasilkan media berdampak kurang baik masyarakat.

“Mereka yang tak punya akses media akan semakin terpinggirkan dan terdiskriminasi. Kami berharap media bisa mendengarkan kegelisahan akan konten yang dihasilkan. Kami berharap dengan lokakarya ini bisa menjadi wadah lintas agama menyampaikan kegelisahannya,” ujar dia.

Advertisement

Manager Solopos Institute Syifaul Arifin menjelaskan Pemilu 2019 menjadikan polarisasi masyarakat akibat banyaknya ujaran kebencian berbasis agama. Ada kemungkinan polarisasi terulang pada Pemilu 2024.

“Belakangan ini banyak hal muncul dan berkembang di media online dan sosial. Media online  banyak  kaitan dengan agama dan politik yang berhubungan,” ujarnya.

Menurut dia, Solopos Institute melakukan riset  dengan subjek media online dan sosial tentang KBB selama Agustus dan September 2023.

Advertisement

Berikut konten yang paling dominan pada hasil riset Solopos Institute.

Agustus 2023

  1. Penistakaan agama: kasus Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang, kontroversi Oklin Fia
  2. Kelompok radikal: Penangkapan terduga teroris di Bekasi, Boyolali, dan Sukoharjo
  3. Diskriminasi keagamaan: Takbada isu spesifik namun menumpang isu pembangunan Ibu Kota Negara
  4. Konflik keagamaan: tidak ada isu spesifik namun  bersinggunggan dengan Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang
  5. Fasilitas ibadah: perusakan Pura Goa Raja Besakih, perusakan gereja di Batam, bentrik warga-aparat di Air Bangis
  6. Intoleransi: Bentrok warga-aparat di Air Bangis, pembubaran ibadah jemaat GBI Sologracia Padang, penolakan pembangunan wihara di Cianjur
  7. Diskriminasi LGBT: Pemecatan anggota Satpol PPDharmasraya, pembunuhan mahasiswa UMY

September 2023

  1. Penistaan Agama: Kasus Tiktoker Lina Mukherjee yang divonis 2 tahun penjara
  2. Kelompok radikal: Kampanye anti-Anies dan Muhaimin
  3. Diskriminasi kegamaan: Menempel di isu-isu besar dan viral seperti G30SPKI, demo PA 212 soal Pulau Rempang
  4. Konflik keagamaan: Tidak ada isu spesifik namun menyangkut isu politik saat Anies Baswedan menggandeng Muhaimin Iskandar
  5. Fasilitas ibadah: Tak ada isu dominan hanya soal sindiran atas usulan BNPT tentang pengawas rumah ibadah
  6. Intoleransi: Penolakan Kapel di Depok, pembubaran ibadah jemaat GBI Solagracia Padang, usulan pengawas rumah ibadah oleh BNPT
  7. Diskriminasi LGBT: Konten edukasi tentang pekan kesadaran biseksual dan masih ada konten stigmatisasi terhadap LGBT dengan engagement kecil.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif