SOLOPOS.COM - Salah satu warung apung di kawasan Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat mulai dibongkar, Selasa (9/11/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Warung apung Rawa Jombor,  Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, bakal tinggal kenangan. Sebagian warung apung tetap pindah ke Plasa Kuliner sementara sebagian lainnya memilih mengubah usaha menjadi pemancingan.

Pembongkaran warung apung hingga kini masih berlangsung. Proses pembongkaran dilakukan oleh masing-masing pemilik.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sementara, sebagian pemilik warung apung berencana membongkar warung mereka pekan depan. Alasannya, sebagian telanjur menerima pesanan pengunjung yang akan datang pada akhir pekan ini.

Baca Juga: A.H. Nasution Berulang Kali Kunjungi Bekas Markas di Kepurun Klaten

Salah satu pemilik warung apung, Sutomo, menjelaskan jumlah total warung apung di Rawa Jombor sebelumnya ada sekitar 21 warung. Dari jumlah itu, sebanyak 10 warung apung direncanakan pindah ke daratan yakni ke Plasa Kuliner yang dibangun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah di lahan sisi timur rawa. Sementara, 11 warung apung bakal berubah menjadi pemancingan.

Keputusan 11 warung apung bakal berubah menjadi pemancingan itu berdasarkan hasil pertemuan dengan perwakilan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) dan Bupati Klaten, Sri Mulyani, pekan lalu di Rawa Jombor. Pertemuan digelar menyusul masih ada sebagian pengusaha warung apung yang menghendaki mereka tetap mendapatkan ruang di perairan waduk tersebut.

Namun, dari pertemuan itu warung apung tetap harus direlokasi dari kawasan perairan. “Kemarin ada pilihan antara pindah ke Plasa Kuliner atau menjadi pemancingan. Akhrinya teman-teman warung apung ada yang memilih ke Plasa Kuliner ada juga yang ingin bertahan di perairan dengan berubah usaha menjadi pemancingan,” kata Sutomo saat ditemui di Rawa Jombor, Selasa (9/11/2021).

Baca Juga: Banyak Jati dan Cemara, Embung Bukit Krakitan Klaten Layak untuk Wisata

Sutomo sendiri berencana  tak menempati Plasa Kuliner melainkan mengubah usahanya menjadi pemancingan. Alasannya, dia tak terlalu berminat berjualan kuliner di daratan lantaran harus beradaptasi mulai dari awal.

Alasan lain yakni sedari kecil dia sudah terbiasa bergelut di bidang perikanan. “Kalau di daratan tentu pasarnya berbeda. Sementara, sudah sejak kecil saya bergelut di perikanan. Saya memilih ke pemancingan agar adaptasinya tidak mulai dari nol lagi,” kata Sutomo.

Sutomo menjelaskan ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi jika ingin tetap membuka usaha pemancingan salah satunya tidak boleh ada kegiatan memasak di tempat pemancingan. Sutomo menegaskan siap memenuhi ketentuan tersebut.

Baca Juga: Wow! Ternyata Ada Embung di Perbukitan Krakitan Klaten

“Boleh makan di tempat pemancingan tetapi tidak boleh ada kegiatan memasak. Dari pengusaha pemancingan kemudian rencananya akan memasak di daratan kemudian ketika ada pesanan baru hasil masakan dibawa ke tempat pemancingan,” jelas dia.

 

Tinggal Kenangan

Sutomo mengatakan keputusan mengubah usaha ke pemancingan lantaran tak ada pilihan lain. Keinginan sebagian pengusaha warung apung agar tetap mendapatkan tempat di kawasan perairan Rawa Jombor tak bisa dipenuhi.

Kawasan perairan yang bisa dimanfaatkan warga yakni 5 persen dari total luasan Rawa Jombor sekitar 187 ha. Namun, kegiatan yang diizinkan yakni usaha pemancingan dan budi daya ikan menggunakan karamba.

Baca Juga: Hari Pahlawan, Puluhan Bocah di Klaten Ziarah ke Makam Ajudan Soekarno

Sementara, warung apung tetap diminta menempati Plasa Kuliner atau pindah ke daratan. Alhasil, warung apung bakal tinggal kenangan.

Soal desain dan bentuk pemancingan, Sutomo mengatakan masih menunggu desain dari BBWSBS. “Kemarin ditawari mau dibikinkan monumen warung apung. Tetapi tidak tahu nanti seperti apa,” jelas dia.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengapresisasi kesediaan warga yang selama ini memanfaatkan kawasan perairan rawa untuk direlokasi seiring bergulirnya program penataan dan revitalisasi Rawa Jombor dari pemerintah pusat.

Baca Juga: Wisata WGM Wonogiri Dibuka dengan Wahana Seadanya    

“Alhamdulillah patut disyukuri, warga yang memanfaatkan kawasan Rawa Jombor secara ikhlas dan legawa mau direlokasi. Tempatnya sudah disiapkan. Iya, dari warung apung, pemancingan, dan karamba [sudah bersedia direlokasi],” kata Mulyani saat ditemui Solopos.com seusai menggelar pertemuan dengan BBWSBS dan perwakilan pengusaha warung apung pekan lalu.

Mulyani mengatakan warga yang selama ini memanfaatkan warga secara sukarela mulai membongkar tempat usaha mereka seperti warung apung, pemancingan, dan karamba. Soal perkembangan pembangunan Plasa Kuliner, Mulyani mengatakan ditargetkan rampung pada Desember mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya