SOLOPOS.COM - Warung Makan Restu Bunda di RT 001/RW 015 Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jumat (17/3/2023). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Kondisi Warung Makan Restu Bunda tetap buka melayani pelanggan meskipun punya piutang yang belum tertagih sekitar Rp150 juta dari mandor proyek Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo.

Warung yang berada di Jl A Yani, RT 001/RW 015 Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, tepatnya seberang Masjid Raya Sheikh Zayed itu menjual soto, bakso, mi ayam, nasi rames, dan aneka minuman.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Namun, kondisi warung tampak sepi ketika Solopos.com berkunjung, Jumat (17/3/2023) sekitar pukul 09.00 WIB. Jl A Yani ditutup dari simpang Ngemplak serta simpang Gilingan selama pembangunan Viaduk Gilingan, Minggu (19/2/2023) sampai Sabtu (27/5/2023).

Penutupan jalan itu membuat kendaraan yang biasa melewati Viaduk Gilingan mencari rute lain atau tidak ke Warung Makan Restu Bunda. Kendaraan pengunjung Masjid Raya Sheikh Zayed Solo hanya bisa diparkir sampai depan Ganesha Operation.

Jalan A Yani, tepatnya simpang Ganesha Operation sedang digali terkait pekerjaan Viaduk Gilingan. Hanya sepeda motor, sepeda, dan pejalan kaki yang bisa melintasi jalan itu. Itu pun dengan kondisi aspal yang hancur. Kondisi itu membuat orang berpikir ulang untuk menuju ke Warung Makan Restu Bunda.

Pemilik Warung Makan Restu Bunda, Dian Ekasari, 38, menjelaskan omzet warungnya lebih dari Rp1 juta per hari sebelum ada pekerjaan Viaduk Gilingan. Para pelanggan adalah pekerja pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed, wisatawan, maupun pengguna jalan.

“Sekarang disyukuri saja. Dulu ada wisatawan, sekarang dapat dari proyek ini [pelanggan dari pekerja proyek Viaduk Gilingan]” kata dia saat  berbincang dengan Solopos.com.

Ibu dua anak itu mengatakan ada sejumlah bahan makanan harganya mulai naik menjelang Bulan Puasa dan Lebaran 2023. Namun, dia tetap bertahan.

Dian menjelaskan dulunya dia punya lima karyawan untuk menjalankan usaha warung makan, namun kini usahanya dijalankan dibantu anaknya. Dia juga masih punya utang dengan pedagang sayuran serta agen.

Menurut dia, warungnya masih memiliki piutang yang belum tertagih dari tiga orang mandor sekitar Rp150 juta, yakni G, asal Demak Rp30 juta; G, asal Purwodadi Rp55 juta; dan N asal Demak Rp65.556.000. Piutang sampai seratusan juta rupiah karena termasuk rokok.

Upaya menagih piutang itu telah dilakukan dengan bantuan pengurus RT setempat sampai ke Demak. Dian bertemu mandor serta istri mandor. Mereka membuat surat pernyataan untuk melunasi utang ke warung makan milik Dian.

“Ada komitmen itu saya tempuh jalur kekeluargaan dulu. Kalau cuma  janji-janji saja saya sendiri harus bagaimana gak tahu lagi. Saya sebagai orang kecil piye lagi harus seperti apa,” paparnya.

Dia mengatakan mendapatkan saran untuk membuat aduan ke Polisi karena punya sejumlah bukti percakapan, catatan, sampai rekaman. Namun Dian berpikir ulang untuk menjalani proses hukum.

Adapun Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka telah turun tangan untuk menyelesaikan persoalan itu. Gibran  sudah mengetahui orang yang utang ke warung serta meminta PT Waskita Karya sebagai pelaksana proyek tidak lepas tangan.

Project Manager Pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed, Adriansyah Perdana menjelaskan manajemen PT Waskita Karya telah mengimbau warga setempat untuk tidak memberikan utang kepada mandor atau vendor proyek sejak awal pembangunan masjid.

“Untuk pembayaran utang mandor ke warung bukan tanggung jawab Waskita hal itu dikarenakan para mandor Mesjid Sheikh Zayed sudah dibayar 100% oleh Perseroan sesuai hak atas tanggung jawab pekerjaannya,” kata dia kepada wartawan melalui keterangan tertulis.

Menurut dia, pemilik Warung Makan Restu Bunda pernah mendatangi tim proyek untuk meminta pertanggungjawaban. Namun tim proyek menjelaskan kewajiban Waskita terhadap mandor tersebut telah diselesaikan. Tim proyek meminta pihak warung untuk menghubungi langsung para mandor tersebut.

“Tim proyek perseroan sudah memberikan nomor handphone dan juga lembar fotokopi KTP dari para mandor supaya diselesaikan secara musyawarah. Tim proyek juga tidak mengetahui apakah para mandor itu benar berutang atau kasbon kepada warung atau tidak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya