SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Reuters)

Solopos.com, SUKOHARJO — Sebanyak 179 warga Sukoharjo terjangkit demam berdarah dengue atau DBD sepanjang Januari-Oktober 2021 di mana sembilan orang di antaranya meninggal dunia. Kasus DBD diprediksi meningkat meningkat seiring musim hujan pada Oktober ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, membenarkan adanya fenomena peningkatan jumlah warga yang terjangkit DBD selama memasuki musim penghujan. Ia mengatakan setiap pekan jumlah penderita DBD terus bertambah hingga data terakhir pada pekan ke-42 menjadi sebanyak 179 pasien.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Bisa dibilang akhir-akhir ini memang terus meningkat jumlah warga yang terjangkit DBD. Siklusnya memang seperti itu setiap tahunnya. Untuk memasuki musim penghujan ini meningkat tapi tidak terlalu tinggi,” ucapnya ketika dihubungi Solopos.com, Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Pilkades Antarwaktu Gedangan Sukoharjo: 5 Orang Ambil Formulir Cakades

Berdasarkan data yang diperoleh Solopos.com dari Dinkes Sukoharjo, jumlah terbanyak warga terjangkit DBD pada 2021 yakni pada pekan ke-17 sebanyak 16 orang. Namun, grafik tersebut lebih rendah jika dibandingkan temuan kasus pada 2020 dengan temuan kasus tertinggi pada pekan ke-14 sebanyak 18 orang.

Gerakan PSN Digencarkan

Grafik temuan kasus DBD di Sukoharjo melandai pada saat musim kemarau dan meningkat lagi di pekan ke-32 hingga saat ini. Hingga Jumat (29/10/2021), dari total 179 temuan kasus DBD, sembilan orang di antaranya meninggal dunia.

Kasus terbaru temuan pasien meninggal akibat DBD tercatat pada pekan ke-40 sebanyak satu orang. Pasien meninggal tersebut merupakan warga Kecamatan Sukoharjo. “Dari data ini, pada pekan ini terdapat dua temuan lagi kasus DBD. Mereka ada di wilayah Puskesmas Sukoharjo dan Puskesmas Baki,” terangnya.

Baca Juga: 86 Orang Meninggal akibat Lakalantas di Sukoharjo, Hati-Hati Ya Lur!

Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah warga Sukoharjo yang terjangkir DBD, Yunia mengatakan terus mengedukasi masyarakat. Beberapa di antaranya meminta masyarakat menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS).

Selain itu, gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga diminta lebih digencarkan. “Upayanya pastinya dengan langkah pencegahan. Masyarakat tidak boleh lupa dengan PHBS dan PSN. Kalau ada lokasi sarang nyamuk seperti genangan air dan bak air harus dibersihkan. Jangan sampai menjadi tempat bertelur nyamuk Aedes aegypti yang menjadi hewan penular DBD,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya