SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Sebanyak 12 kecamatan di Wonogiri menjadi fokus pengawasan Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakperla) berkaitan dengan kewaspadaan terhadap merebaknya kasus avian influenza (AI) atau flu burung.

Ke-12 kecamatan dimaksud adalah Selogiri, Wonogiri, Manyaran, Tirtomoyo, Eromoko, Baturetno, Puhpelem, Slogohimo, Kismantoro, Ngadirojo, Purwantoro, dan Jatisrono. Di semua kecamatan itu pernah terjadi kasus kematian unggas yang positif AI.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Diberitakan SOLOPOS, Senin (19/7), AI kembali meminta korban. Seorang remaja berinisial PA, warga Dukuh Menjing, Kayuapak, Polokarto, Sukoharjo, yang semula diduga meninggal karena suspect AI, ternyata dipastikan positif AI. Kabar ini mendorong otoritas sejumlah wilayah di sekitarnya, termasuk Wonogiri meningkatkan kewaspadaan.

Di Wonogiri sendiri, pada Januari-Juli 2010 ini, terjadi kematian unggas sebanyak 1.175 ekor. Dari 21 sampel yang dites di laboratorium, 20 ekor dinyatakan positif AI, sedangkan 1 ekor negatif. Mereka tersebar di 11 kecamatan, 18 desa/kelurahan. Sedangkan korban manusia, pernah terjadi korban meninggal asal Jatipurno, semula diduga suspect AI tapi setelah dites hasilnya negatif.

Sedangkan berdasarkan data mulai 2006-2008, tercatat kematian unggas karena AI totalnya di 12 kecamatan dan 35 desa/kelurahan, dan pada 2009 tercatat terjadi kematian unggas di 11 kecamatan, 38 desa/kelurahan. Korban manusia yang meninggal karena AI sebanyak dua orang, masing-masing pada 2007 di Eromoko dan 2008 di Manyaran.

Kepala Disnakperla Wonogiri, Rully Pramono Retno, ditemui di ruang kerjanya, Senin (19/7) mengungkapkan, beberapa langkah yang diambil untuk mengantisipasi merebaknya AI adalah dengan meningkatkan bio security yaitu penyemprotan kandang unggas dengan desinfektan. Pihaknya memiliki stok pestisida sebanyak 178 liter.

“Selain itu, meningkatkan pengawasan dan pengendalian lalu lintas unggas di kawasan perbatasan. Semua unggas yang masuk ke Wonogiri, baik yang diangkut dengan mobil maupun pedagang berberonjong, disemprot desinfektan,” jelas Rully, yang saat ditemui didampingi Kabid Kesehatan Hewan, dr Ismaryati Budiningsih.

Lebih jauh, Rully mengatakan, kepada pemilik dan pengelola peternakan unggas, pihaknya juga mengimbau agar membatasi populasi di kandang. Hal itu untuk mengurangi tingkat kerawanan AI.

Salah satu pengelola peternakan di Dusun Wonorejo, Mlokomanis Wetan, Ngadirojo, Triyatno, saat ditemui, Senin, mengaku sudah melaksanakan semua imbauan dari Disnakperla. “Kami sudah memasang sprayer di dalam setiap kandang untuk menyemprotkan desinfektan. Kami juga sudah mengurangi populasi dari semula 5.000 ekor per kandang menjadi hanya 3.500 ekor,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonogiri, dr AUG Jarot Budiharso mengatakan, pihaknya selalu siap menghadapi kemungkinan merebaknya flu burung. Di setiap Puskesmas sudah disediakan Tamiflu dalam jumlah mencukupi dan selalu dicek kondisi obatnya.

shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya