SOLOPOS.COM - Sukarelawan mengikuti apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di halaman Pendopo Pemkab Klaten, Jumat (29/10/2021). (Istimewa/Diskominfo Klaten)

Solopos.com, KLATEN—Kabupaten Klaten menyatakan siap menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi. Selain bencana alam, bencana nonalam yakni persebaran Covid-19 masih menjadi ancaman serius.

Hal itu disampaikan Bupati Klaten, Sri Mulyani, seusai memimpin apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di halaman Pendopo Pemkab Klaten, Jumat (29/10/2021). Mulyani menjelaskan ada berbagai kerawanan bencana hidrometeorologi di Klaten, mulai dari banjir, tanah longsor, serta angin puting beliung.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Di sisi lain, saat ini ada ancaman bencana nonalam yakni pandemi Covid-19. Meski angka kasus Covid-19 saat ini sudah menurun drastis, upaya pencegahan masih digencarkan agar tak muncul gelombang 3 Covid-19.

Baca Juga: Mantul, Somigo Bikinan Emak-Emak Taskombang Klaten Tembus Toko Modern

Mulyani mengatakan BPBD serta instansi lain yang menangani kebencanaan termasuk sukarelawan secara umum sudah siap menghadapi ancaman bencana alam dan nonalam. Soal posko, Mulyani mengatakan posko sudah sudah dibentuk.

“Posko di BPBD sudah ada. Kemudian posko di setiap desa juga sudah ada dan sudah dibentuk sejak ada pandemi Covid-19. Untuk menghadapi bencana alam maupun nonalam semuanya sudah siap,” kata Mulyani.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Klaten, Endang Hadiyati Susilowati, mengatakan BPBD sudah berkoordinasi dengan 26 kecamatan di Klaten untuk antisipasi ancaman bencana hidrometeorologi. “Setiap kecamatan hingga ke desa sudah ada sukarelawan. Kami ada 95 komunitas sukarelawan dengan jumlah sukarelawan hampir 3.000 orang,” kata Endang.

Baca Juga: Pupuk Nasionalisme Remaja, Kesbangpol Boyolali Gelar Lomba Pancasila

Terkait posko, Endang menjelaskan sejak ada pandemi Covid-19 sudah dibentuk posko aju di masing-masing wilayah eks kawedanan. Posko aju itu tak hanya difungsikan untuk penanganan kasus Covid-19 terutama pemulasaran dan pemakaman jenazah. Posko aju juga difungsikan untuk menangani kejadian bencana alam.

“Untuk peralatan kami sudah mengirimkan chainshaw ke daerah. Sementara di BPBD juga sudah disiapkan chainsaw serta beronjong kawat. Kami juga sudah koordinasi dengan BBWSBS, SDA, termasuk BPBD Gunungkidul untuk antisipasi kerawanan banjir,” jelas dia.

Disinggung daerah langganan banjir, Endang menjelaskan tersebar ke berbagai daerah seperti Kecamatan Cawas, Wedi, Trucuk, Gantiwarno, serta Karangdowo. Wilayah rawan banjir terutama di desa-desa yang berada pada tepian sungai.

Baca Juga: Inspiratif, Pemuda Taskombang Klaten Meretas Identitas Desa Budaya

Disinggung ancaman banjir oleh air dari wilayah hulu di Gunungkidul, Endang membenarkan ada ancaman tersebut terutama di wilayah Kecamatan Cawas. Untuk meminimalisasi potensi ancaman, BPBD Klaten berkoordinasi dengan BPBD Gunungkidul.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya