SOLOPOS.COM - Bupati Sukoharjo, Etik Suryani (hijab hitam) meninjau peralatan kebencanaan dalam Apel Siaga Bencana di halaman Setda Pemkab Sukoharjo, Kamis (3/11/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mencatat telah terjadi 34 kali bencana angin kencang, tujuh kali banjir, dan empat kali bencana tanah longsor hingga Oktober 2022 ini.

Dari sejumlah bencana itu terjadi kerugian ditaksir mencapai Rp189.450.000. Jumlah kasus bencana itu terbilang meningkat jika dibandingkan dengan jumlah kasus bencana yang tercatat pada 2021.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pada 2021 bencana angin kencang terjadi sebanyak 36 kali, banjir dua kali, dan tanah longsor satu kali. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo menggelar Apel Siaga Bencana sebagai upaya antisipasi bencana.

Kegiatan itu dipimpin langsung oleh Bupati Sukoharjo, Etik Suryani bersama Kapolres, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dan Dandim Letkol Czi Slamet Riyadi, di halaman Setda Pemkab Sukoharjo, Kamis (3/11/2022).

“Ada 25 desa di 5 kecamatan di Sukoharjo yang diwaspadai menjadi langganan banjir, kami sudah siagakan termasuk masyarakat dan pemerintah desa setempat juga sudah dilatih menghadapi kebencanaan,” kata Kepala BPBD Sukoharjo, Sri Maryanto saat ditemui wartawan usai kegiatan.

Baca juga: Hujan Deras Picu Longsor di Jatipurno Wonogiri, 3 Rumah Warga Rusak

Dia mengatakan, berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada November 2022 diprediksi sudah memasuki musim hujan, sehingga perlu diwaspadai adanya masa transisi atau pancaroba yang berakibat terjadinya cuaca ekstrem.

Sedangkan puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari 2023, dengan kemungkinan hujan lebat yang berpotensi terjadinya banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

Pihaknya terus melakukan siaga bencana utamanya bencana banjir dan genangan limpahan air backwater mengingat Sukoharjo merupakan dataran rendah.

Ditambahkan Maryanto, curah hujan tinggi juga harus diwaspadai sejak Desember 2022 hingga Februari 2023. Namun pihaknya meyakini jika peralatan dan jumlah sukarelawan di Sukoharjo telah memenuhi kapasitas.

Sementara itu Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengatakan seluruh komponen masyarakat, baik itu jajaran pemerintah daerah, TNI/ Polri, warga masyarakat, relawan, dunia usaha maupun media, harus melakukan langkah antisipasi kesiapsiagaan bencana itu.

Baca juga: Hujan Deras, 6 Wilayah di Jatipurno Wonogiri Longsor

“Seluruh komponen masyarakat harus selalu bersinergi dan berkoordinasi meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi ancaman bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang,” terang Bupati Etik.

Dia juga mengimbau seluruh komponen untuk melakukan kegiatan gotong royong demi mengurangi risiko bencana.

Antara lain dengan kegiatan bersih-bersih saluran air, melakukan pemangkasan pohon, pengecekan kekuatan rangka rumah dan menutup rekahan tanah apabila ada di lingkungan masing-masing.

“Penanggulangan bencana tentunya bukan menjadi tanggung jawab aparat pemerintah semata, namun ini menjadi tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah, TNI/Polri maupun elemen masyarakat lainnya,” ujar Bupati Etik.

Masyarakat juga diimbau menggiatkan kembali kegiatan siskamling untuk anstisipasi terjadinya bencana serta menjaga keamanan dan ketentraman. Mengingat bencana alam merupakan satu kejadian yang tidak pernah diketahui kapan akan terjadi.

Baca juga: Perkuat Tanggul, Pinggir Kali Ngece Gentan Sukoharjo Ditanami Ribuan Akar Wangi

“Kita semua harus dapat melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi apabila terjadi bencana alam, sehingga dapat meminimalisir dampak yang mungkin terjadi akibat bencana alam tersebut,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya