Soloraya
Selasa, 5 Juli 2022 - 15:36 WIB

7 Pasien DBD Sukoharjo Meninggal Dunia: Ini Cara Hindari DBD!

Magdalena Naviriana Putri  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo mencatat 410 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sukoharjo, hingga pekan ke-26 atau periode Januari-Juni 2022. Sebanyak tujuh orang pasien meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Tri Tuti Rahayu, menjelaskan data tersebut berdasarkan catatan temuan kasus hingga pekan 22 selama 2022.

Advertisement

Guna menekan bertambahnya kasus, DKK terus melakukan antisipasi penanganan di Sukoharjo. Di antaranya, melakukan Pemantauan Jentik oleh Kader Pemantau Jentik di daerah endemis.

Selain itu, masyarakat diminta rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui G1R1J atau Gerakan 1 rumah 1 Jumantik. Penerapannya minimal satu orang peduli PSN di setiap rumah dan lingkungan masing-masing.

Advertisement

Selain itu, masyarakat diminta rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui G1R1J atau Gerakan 1 rumah 1 Jumantik. Penerapannya minimal satu orang peduli PSN di setiap rumah dan lingkungan masing-masing.

Lebih lanjut, masyarakat juga diminta abatisasi atau pembasmian larva nyamuk  menggunakan abate selektif pada tandon air yang tidak bisa dikuras. Pelaksanaan itu melibatkan kader jumantik.

Baca juga: Waspada! DBD Sukoharjo Tembus 410 Kasus, 7 Meninggal Dunia

Advertisement

Penanggulangan fokus di daerah-daerah yang ditentukan berdasarkan analisis hasil penyelidikan epidemiologi di 20 rumah sekitar wilayah DBD. Hal itu dilakukan karena terjadi transmisi penularan setempat.

Fogging juga dilakukan sebanyak dua siklus menggunakan insektisida yang masih efektif untuk vektor DBD. Berdasarkan uji resistansi insektisida di Kabupaten Sukoharjo.

“Sosialisasi dan edukasi ke masyarakat melalui sosmed, website, radio, leaflet. Penyuluhan setempat sebagai pengendalian vektor secara biologi dengan memelihara ikan, tanaman pengusir nyamuk, memasang ram nyamuk, tidak menggantung pakaian di kamar, dan lainnya,” imbuhnya.

Advertisement

Kepala Puskesmas Sukoharjo, Kunani Maharani, meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD saat musim pancaroba. Dia menyebut ada tiga kelurahan di wilayahnya yang terbilang tinggi kasus DBD.

Baca Juga : Seorang Warga Boyolali Meninggal karena DBD, Ini Langkah Warga Setempat

“Kelurahan terdampak terbanyak di Gayam, Joho, Sukoharjo. Kalau yang minim di Combongan dan Jetis. Faktor tinggi kasus karena kepadatan jumlah penduduk,” jelasnya.

Advertisement

Dia menambahkan Kelurahan Jetis menjadi wilayah dengan minim penularan. Hal itu karena rutin mengadakan grebeg jentik selama sebulan sekali.  Menurut Kunani, PSN lebih efektif dibanding fogging.

Kader jumantik yang ada di masing-masing kelurahan juga selalu dikerahkan untuk PSN. Masing-masing kelurahan/desa memiliki lima kader jumantik yang sudah dilantik bidan desa.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif