Soloraya
Senin, 30 Agustus 2021 - 19:48 WIB

Waspada! Ini Daerah Paling Rawan Kebakaran di Sukoharjo Saat Kemarau

Indah Septiyaning Wardani  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran. (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kasus kebakaran di Kabupaten Sukoharjo meningkat memasuki musim kemarau. Dalam sehari satu hingga dua kasus kebakaran terjadi terutama pada rumah dan pekarangan kosong.

Kepala Bidang (Kabid) Pemadam Kebakaran Satpol PP Sukoharjo, Margono, mengatakan kasus kebakaran terjadi kebanyakan karena kelalaian manusia dan korsleting. Karena itu perlu ditingkatkan kewaspadaan di daerah risiko tinggi seperti lahan kosong dan daerah kering.

Advertisement

“Dari Januari sampai Juli ini ada 41 kasus kebakaran di Sukoharjo. Kebanyakan kasus kebakaran rumah dan lahan kosong,” katanya, Senin (30/8/2021).

Baca Juga: KKN UNS Tim 235 Ajari Ibu-Ibu di Pabelan Membuat Pupuk Organik Cair

Advertisement

Baca Juga: KKN UNS Tim 235 Ajari Ibu-Ibu di Pabelan Membuat Pupuk Organik Cair

Margono mengaku tidak ada pemetaan secara khusus untuk wilayah rawan kebakaran. Sebab kasus kebakaran merata terjadi di seluruh wilayah. Daerah yang rawan kebakaran untuk wilayah barat misalnya Kartasura, terutama daerah padat penduduk.

Sedangkan wilayah tengah ada Kecamatan Grogol yang merupakan daerah industri serta Kecamatan Sukoharjo yang sering terjadi kebakaran yakni di daerah Bulakan.

Advertisement

Baca Juga: Tak Ada Pelamar, Posisi Direktur RSUD Ir Soekarno Sukoharjo Diisi Plt

“Biasanya saat musim kemarau panjang akan muncul potensi kebakaran lebih banyak. Apalagi kebakaran lahan. Ada yang sengaja membakar karena malas membabati rumput dan justru merembet, ada pula yang membuang putung rokok sembarangan,” jelas Margono.

Kebakaran Pabrik Jamu

Kasus kebakaran hebat yang menguras energi terjadi belum lama ini, yakni kebakaran pabrik jamu milik CV Anugerah Alam di Dukuh Kutu RT 002/RW 008 Telukan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Minggu (8/8/2021) sekitar pukul 13.30 WIB.

Advertisement

Kebakaran gudang berisi empon-empon ini baru benar-benar bisa dipadamkan lima hari kemudian. Bahan baku jamu yang mudah terbakar membuat petugas pemadam kebakaran kesulitan memadamkan api.

Baca Juga: PN Sukoharjo Kampanye Antigratifikasi Lewat Bagi-Bagi Masker

Saat ini untuk meminimalkan jumlah kebakaran, petugas pemadam kebakaran Satpol PP Sukoharjo getol melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran di semua wilayah.

Advertisement

Sosialisasi yang dilakukan seperti sosialisasi serta simulasi kebakaran. Satpol PP juga mengimbau agar masyarakat turut berperan aktif melaporkan jika terjadi kebakaran. Kemudian menghindari hal-hal yang memicu api seperti membuang putung rokok sembarangan dan tidak menunggu ketika membakar sampah.

“Kami tidak melarang. Tapi tolong apabila membakar daun ditunggu sampai api padam. Sehingga tidak merembet ke wilayah yang dimungkinkan memiliki potensi kebakaran yang lebih tinggi,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif