SOLOPOS.COM - Ilustrasi warga mengungsi akibat banjir. (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, KLATEN -- Banjir mengintai wilayah Klaten, terutama yang dekat dengan Sungai Dengkeng dan anak-anak sungainya, tiap musim penghujan.

Tercatat ada 78 desa di 11 kecamatan wilayah Klaten yang masuk kategori rawan banjir. Mayoritas berada di sisi selatan Kabupaten Bersinar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Daerah rawan banjir itu berdasarkan pengalaman kejadian banjir saban musim penghujan. Selain rawan banjir, ada sejumlah desa yang masuk kategori rawan tanah longsor. Selain itu, ada sejumlah tanggul sungai yang rawan jebol.

Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sip Anwar, mengatakan upaya untuk mengurangi risiko banjir sudah dilakukan sejak dini. Kegiatan bersih-bersih sungai rutin digelar komunitas sukarelawan yang tersebar di berbagai wilayah.

Selain itu, saat ini sudah ada embung di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, yang diharapkan mampu mengurangi potensi banjir. “Normalisasi juga sudah dilaksanakan bertahap oleh BBWSBS terutama di Kali Dengkeng,” jelas Sip Anwar saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (6/1/2020).

Sip Anwar mengapresiasi bermunculannya komunitas sukarelawan peduli sungai. Mereka sudah bergerak melakukan aksi pembersihan sungai dari tumpukan sampah.

Kantor dan Sekolah Terdampak Tol Solo-Jogja di Klaten Diminta Siap-Siap Pindah

Namun, masih saja ditemukan sampah yang hanyut ke sungai. Setelah sungai dibersihkan dari sampah, beberapa waktu kemudian muncul sampah baru. Masih ada yang menjadikan sungai sebagai tempat sampah.

"Padahal kami sebelumnya sudah sosialisasi menggunakan surat kepada para camat. Ini yang menjadi pekerjaan rumah agar budaya membuang sampah ke sungai itu bisa hilang,” kata dia.

Soal upaya antisipasi untuk mengurangi potensi banjir, Sip Anwar menjelaskan selain terus menggiatkan kegiatan bersih sungai, pengecekan sepanjang alur sungai hingga pintu air terus dilakukan.

Selain itu, posko induk di BPBD Klaten sudah dibentuk. Posko bakal dibikin di tingkat kecamatan dengan menggerakkan potensi sukarelawan. Sementara status siaga darurat banjir, tanah longsor, dan puting beliung sudah ditetapkan sejak 1 Desember 2019.

3 Kali Pilkada Tanpa Konflik, KPU RI Sebut Wonogiri Layak Jadi Contoh

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, mengatakan sampah menjadi permasalahan utama sebagai faktor penyebab banjir di Klaten.

“Sebenarnya upaya untuk mengubah perilaku tak menjadikan sungai sebagai tempat sampah itu sudah dilakukan. Saat ini sudah terbentuk 19 komunitas peduli sungai dengan kegiatan yang luar biasa. Namun, memang masih ada yang menganggap sungai itu sebagai tempat sampah terpanjang,” kata dia.

Selain faktor sampah, potensi banjir muncul lantaran daya tampung sungai tak mampu menampung seluruh air. “Upaya pengurangannya ya dengan terus menggerakkan sukarelawan menggiatkan kegiatan bersih-bersih sungai,” jelas dia.

Berikut data desa rawan banjir di Klaten:
1. Kecamatan Bayat: Beluk, Krikilan, Paseban, Kebon, Jotangan, Tawangrejo, Wiro, Talang, Ngerangan, Jambakan, Tegalrejo, Krakitan.
2. Kecamatan Wedi: Brangkal, Melikan, Pacing, Jiwowetan, Canan, Dengkeng, Tanjungan, Kadilanggon, Sembung, Trotok, Pasung.
3. Kecamatan Gantiwarno: Muruh, Mutihan, Sawit, Katekan, Ngandong, Mlese, Gesikan, Kragilan, Jogoprayan, Jabung, Baturan
4. Kecamatan Trucuk: Mandong, Bero, Sajen, Gaden, Pundungsari, Planggu, Kalikebo
5. Kecamatan Cawas: Karangasem, Burikan, Nanggulan, Bendungan, Tugu, Kedungampel, Bawak, Barepan, Pakisan, Balak, Cawas, Plosowangi, Baran, Tirtomarto, Japanan, Tlingsing, Mlese, Gombang, Bogor.
6. Kecamatan Karangdowo: Karangtalun, Demangan, Tambak, Bakungan, Tegalampel, Kupang, Ngolodono, Ringinputih, Soko, Tumpukan
7. Kecamatan Wonosari: Sidowarno, Bener, Gunting
8. Kecamatan Juwiring: Taji
9. Kecamatan Prambanan: Sengon
10. Kecamatan Pedan: Kaligawe, Lemahireng
11. Kecamatan Kalikotes: Jimbung

Data desa rawan longsor di Klaten:
1. Kecamatan Gantiwarno: Ngandong
2. Kecamatan Wedi: Melikan (Dukuh Pagerjurang), Jiwowetan (Dukuh Sekarbolo).
3. Kecamatan Bayat: Krakitan (Dukuh Ngasem, Batilan, Tugurejo, Winong, Brengosan, Brumbung), Jotangan (Bogoran, Gatak), Krikilan (Krikilan, Kayuapak), Paseban (Pandanaran, Blumbangtaman), Kebon (Ngembel, Papringan, Konang), Banyuripan (Banyuripan, Jerukan), Gununggajah (Sidowayah, Tegalsari), Tawangrejo (Tawangrejo, Tegalsari)
4. Kecamatan Cawas: Burikan
5. Kecamatan Kemalang: Sidorejo, Tegalmulyo

Data tanggul kritis:
1. Tanggul Kali Jaran (Desa Karangasem, Kecamatan Cawas)
2. Tanggul Kali Gamping (Desa Nanggulan, Kecamatan Cawas)
3. Tanggul Sungai Birin Gantiwarno (Desa Kragilan, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno)
4. Tanggul Sungai Pusur (Desa Sabrang, Kecamatan Delanggu)
5. Tanggul Dengkeng (Desa Talang, Kecamatan Bayat)
6. Tanggul Desa Sengon, Kecamatan Prambanan
7. Tanggul Alur Sungai Dengkeng (Desa Bawak, Cawas, Tirtomarto, Kecamatan Cawas)

Sumber : BPBD Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya