SOLOPOS.COM - Personel TNI dan Polri bergotong royong membersihkan longsoran tanah yang mengisolasi akses warga Dukuh Taring, Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Selasa (16/11/2021). (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali mencatat beberapa kecamatan di Boyolali masuk dalam daftar daerah rawan longsor atau tanah gerak di Boyolali. Kondisi hujan menyebabkan potensi longsor semakin besar.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suherman, mengatakan kawasan di Boyolali di bagian utara rawan tanah longsor. “Untuk Selo dan Cepogo masuk area rawan longsor. Tamansari juga [rawan] tapi tidak serawan seperti Cepogo dan Selo,” ungkapnya saat ditemui di kantornya, Jumat (21/10/2022).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ia menjelaskan karakteristik longsor di Boyolali bagian utara dan daerah Selo dan Cepogo adalah tanahnya langsung ambrol. Sedangkan, untuk di kawasan Boyolali tanahnya bergerak sedikit demi sedikit.

Herman mencontohkan tanah gerak terjadi di Dukuh Lemah Mendak, Desa Ngablak, Kecamatan Wonosamodro yang terjadi pada Rabu (19/10/2022). Ia menceritakan tanah gerak di salah satu bukit dukuh tersebut terjadi pada malam hari.

Baca Juga: Pengendara Motor Tertimpa Pohon Tumbang di Karangpandan Karanganyar

Material tanah gerak itu tersebut mengenai empat rumah di bawah bukit dengan panjang longsoran 50 meter dan ketinggian sekitar tiga meter. “Tanah longsorannya sempat masuk ketiga rumah tapi enggak sampai menggeser, cuma di depannya saja. Itu kontur tanahnya labil,” jelasnya

Herman mengatakan penghuni rumah yang terdampak tanah bergerak di Wonosamodro tersebut tidak mau mengungsi. Alasannya, mereka tidak terisolasi. Namun, ke depannya mereka harus direlokasi karena berada di kawasan rawan longsor.

Ia mengatakan pembersihan longsor sempat terkendala akses jalan yang sempit. Kemudian BPBD Boyolali berusaha membuka jalan sehingga ekskavator dapat masuk.

Baca Juga: Waspada! Awal Musim Hujan, 374 Kasus Leptospirosis Ditemukan di Jateng

Walaupun ekskavator dapat masuk, ternyata truk tidak dapat masuk. Akses yang sempii tersebut tidak efektif karena eksavator harus bolak-balik. Maka dari itu, kata Herman, kegiatan pembersihan dihentikan sementara sambil menunggu koordinasi lebih lanjut.

Ia mengimbau warga waspada dengan adanya potensi longsor. Ia juga menyarankan ketika terjadi hujan deras, maka pemilik rumah yang berada di bawah bukit untuk pindah ke daerah yang menjauhi bukit. “Untuk di Dukuh Lemah Mandek, besok pagi [Sabtu] rencananya mau pembersihan akhir,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya