Soloraya
Rabu, 26 Desember 2018 - 11:15 WIB

Waspadai Macan Lain di Gunung Lawu, Ronda dan Perangkap Dipasang Kembali

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR — Warga, sukarelawan, polisi/TNI, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng terus melanjutkan ronda rutin di Dusun Gondang, Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar.

Ronda itu untuk mengantisipasi macan lain dari Gunung Lawu turun ke permukiman setelah seekor macan tutul betina tertangkap pada Sabtu (22/12/2018). Seperti diberitakan sebelumnya, BKSDA Jawa Tengah memasang perangkap kerangkeng di belakang rumah warga, Minggu (25/11/2018). 

Advertisement

Mereka meletakkan umpan seekor kambing di dalam kerangkeng. Macan tutul betina memangsa kambing itu hingga tertangkap.

Macan betina yang tertangkap dibawa ke Solo Zoo atau Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) pada Sabtu siang. Setelah memindahkan macan ke Solo Zoo, BKSDA Jawa Tengah kembali meletakkan perangkap kerangkeng ke tempat semula termasuk umpan seekor kambing hidup. 

Advertisement

Macan betina yang tertangkap dibawa ke Solo Zoo atau Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) pada Sabtu siang. Setelah memindahkan macan ke Solo Zoo, BKSDA Jawa Tengah kembali meletakkan perangkap kerangkeng ke tempat semula termasuk umpan seekor kambing hidup. 

Langkah itu mengantisipasi macan tutul lain turun ke permukiman. “Sabtu sore, pukul 17.00 WIB, ada warga melihat macan tutul di batas permukiman dan hutan. Jaraknya 500 meter dari perangkap. Kata warga ukurannya sedikit lebih besar [dari yang tertangkap]. Jadi ini masih terus dipantau setelah evakuasi macan betina. Sabtu malam hingga Senin pagi tidak terlihat aktivitas [macan],” kata Kapolsek Jatiyoso, Iptu Subarkah, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Catur Gatot Efendi, Senin (24/12/2018).

Warga bersama TNI/Polri, BKSDA Jateng, dan sukarelawan Jatiyoso ronda sejak kejadian macan menyerang kambing warga pada akhir November. Sejak itu hingga kini mereka melaksanakan ronda selama satu bulan. 

Advertisement

“Warga menyiapkan minum kopi atau teh. Kami mendukung logistik dengan stok mi instan, gula, teh, dan lain-lain. Bagaimanapun anggota pasti butuh makan saat ronda. Ronda ini kan bentuk dukungan moral untuk warga,” tutur dia.

Kapolsek berharap warga waspada kemungkinan macan lain muncul. Ditanya tentang pemburu, Subarkah mengklaim sudah berkoordinasi dengan Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin) Karanganyar. 

Selain itu Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) Jatiyoso sepakat membuat pengumuman berisi larangan bagi pemburu masuk hutan hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

Advertisement

“Sampai hari ini nihil [tidak ada pemburu masuk hutan]. Warga apabila tahu anggota Perbakin atau pemburu masuk hutan silakan melapor ke polisi atau TNI. Kami pasang pengumuman larangan pemburu masuk hutan. Ini upaya rehabilitasi lingkungan,” tutur dia.

Dia mengimbau warga tetap waspada. Dia melarang warga ke ladang seorang diri. Alasannya seekor macan pernah muncul pada pagi hari. Kejadian itu saat sebelum seekor macan betina tertangkap. 

“Jangan ke ladang sendirian. Silakan bawa alat untuk melindungi diri. Tetapi bukan untuk menyerang macan. Warga sudah tahu bawah macan hewan dilindungi jadi tidak boleh disakiti. Warga sangat paham.” 

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif