SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa. (Solopos/Wahyu Prakosa)

Solopos.com, SOLO — Wakil Wali atau Wawali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengaku memiliki sejumlah kebiasaan khusus yang ia jalani setiap Bulan Puasa atau Ramadan. Salah satunya menu yang mesti ada saat berbuka puasa.

Menu tersebut yakni teh kampul, kolak, nasi putih, dan agar-agar. Politikus PDI Perjuangan tersebut mengatakan itu adalah menu favoritnya yang wajib ada saat berbuka bersama dengan keluarga di rumah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sang istri, Serlly Yusnita, biasa membelikan agar-agar untuknya. Teguh mengatakan setelah rampung berbuka puasa, ia mengikuti salat tarawih bersama warga di masjid lingkungan rumahnya di RT 003/RW 002 Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Baca Juga: Antar Langsung Sertifikat Proda, Wawali Solo Ingin Dengar Keluhan Warga

Kebiasaan lain yang dijalankan Wawali Solo Teguh Prakosa saat Ramadan adala berbagi sembako dengan warga sekitar. Ramadan merupakan bulan penuh berkah di mana banyak orang menunaikan ibadah puasa serta bersedekah untuk sesama.

Mantan Ketua DPRD Solo tersebut punya tradisi berbagi sembako kepada orang sekitar, biasanya untuk 250 warga. “Sudah dilakukan sebelum saya jadi apa-apa, ketika saya masih jadi guru. Ya mungkin yang berbeda hanya nilainya,” paparnya saat berbincang dengan Solopos.com di Balai Kota Solo, Rabu (13/4/2022).

Sebelum terjun sebagai politikus, Teguh pernah menjadi seorang guru. Menurutnya, berbagi merupakan kewajiban.

Baca Juga: Istimewa! Ultah Tepat di Hari Pahlawan, Wawali Solo Dapat Kejutan

Selain membantu keluarga yang tidak mampu, ia juga kerap berbagi dengan memberikan rezeki kepada orang-orang sekitar, termasuk tetangga terdekatnya.

Nilai Kebersamaan

“Hidup sebenarnya harus bermanfaat, bagi diri sendiri, keluarga, dan orang lain. Ya kalau belum bermanfaat saya kira belum bisa dikatakan hidup. Kalau untuk kepentingan sendiri itu hidup-hidupan sendiri,” paparnya.

Teguh menjelaskan nilai kebersamaan tidak ada ukurannya. Ibaratnya makan bersama dengan lima orang teman di angkringan dengan modal Rp100.000 bisa awet semalaman. Bukan diukur dengan makan di restoran dengan biaya jutaan rupiah. “Dengan siapa pun tanpa melihat strata,” jelasnya.

Baca Juga: Cerita Wawali Solo Sering Disambati soal Ijazah Tertahan di Sekolah

Kendati begitu, Wawali Solo tersebut mengaku belum bisa sembarangan menghadiri undangan buka puasa bersama (bukber) selama Ramadan 2022 meski kebiasaan itu sudah boleh dengan adanya pelonggaran aturan dari pemerintah.

Menurut Teguh, ada aturan bagi pejabat untuk tidak menghadiri bukber biarpun bagi masyarakat tidak ada larangan. “Orang mengenal kan sebagai wakil wali kota. Kami tidak ingin menjadi sorotan masyarakat,” katanya.

Baca Juga: Curi Perhatian, Istri Wawali Solo Pasang Ucapan Selamat Ulang Tahun di Baliho

Dia mengatakan belum bisa kembali 100 persen melakukan aktivitas Ramadan 2022 untuk berkumpul bersama seperti sebelum pandemi Covid-19. Namun momen kebersamaan kini lebih dekat bersama keluarga.

“Kami datang [menghadiri undangan saat berbuka bersama] sebelum buka, setelah buka kami pulang. Atau datang setelah buka, ada hal-hal yang perlu dibicarakan. Namun saya kira sekarang ini berbeda jauh dengan kondisi 2020 dan 2021,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya