SOLOPOS.COM - Ilustrasi stop kekerasan pada perempuan. (Vecteezy)

Solopos.com, SOLO–Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Solo menggaungkan kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan. Perempuan yang menjadi korban kekerasan didorong untuk berani bersuara dan melaporkan ke aparat negara.

Acara kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan dan komitmen kelurahan ramah perempuan dan anak digelar di Pendapi Balai Kota Solo, Jumat (8/12/2023) pagi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Acara diawali jalan sehat bersama yang diikuti ratusan peserta. Peserta jalan sehat dilepas langsung oleh Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa. Setiba kembali di Balai Kota Solo, kegiatan dilanjutkan dengan talkshow mengupas pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengaku prihatin dengan banyaknya kekerasan terhadap perempuan di sejumlah daerah. Kasus kekerasan terhadap perempuan berseliweran di media sosial (medsos) maupun media mainstream.

“Kekerasan terhadap perempuan dan anak makin menggila. Apakah ini disebabkan masyarakat tak bisa mengendalikan emosi atau tak bisa memenuhi kebutuhan,” kata dia, Jumat.

Teguh mencontohkan kasus empat anak meninggal dunia yang diduga dibunuh oleh bapak kandungnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kasus ini dipicu oleh kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan sang bapak terhadap istrinya.

Karena itu, salah satu upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan adalah selalu membina hubungan rumah tangga secara harmonis. “Kota berkembang seperti Solo cukup rawan kekerasan terhadap perempuan. Kami mengajak masyarakat menyadari untuk tidak melakukan kekerasan terhadap perempuan,” ujar dia.

Teguh menyampaikan pencegahan kekerasan terhadap perempuan tak hanya menjadi concern pemerintah melainkan butuh sokongan dari dunia usaha, perguruan tinggi, dan komunitas masyarakat. Mereka bakal mengedukasi masyarakat soal upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan.

Sementara itu, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Solo, Purwanti mendorong agar Perempuan yang menjadi korban kekerasan didorong untuk berani speak-up agar bisa segera ditindaklanjuti oleh instansi terkait.

Sejauh ini, tak sedikit perempuan yang menjadi korban kekerasan tidak berani bersuara dengan beragam alasan. “Kami mendorong agar mereka berani speak up. Ini sekaligus upaya menghentikan kekerasan terhadap perempuan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya