Soloraya
Minggu, 9 Juli 2023 - 18:58 WIB

Wayang Masih Tontonan Favorit di Giriwoyo Wonogiri, Warga sampai Tumpah Ruah

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan orang menonton pertunjukan wayang kulit dalang Ki Bayu Aji Pamungkas di Lapangan Desa Platarejo, Giriwoyo, Wonogiri, Sabtu (8/7/2023) malam. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pergelaran wayang kulit masih menjadi tontonan favorit banyak orang, baik muda maupun tua, di Wonogiri. Selain menghibur, alasan wayang masih digandrungi karena dinilai mengandung nilai-nilai filosofis sebagai pelajaran hidup.

Antusiasme warga menonton wayang itu terlihat di Lapangan Desa Platarejo, Giriwoyo, Wonogiri, Sabtu (8/7/2023). Sedikitnya 4.000 orang tumpah ruah dan menyemut menonton pagelaran wayang dengan dalang Ki Bayu Aji Pamungkas pada malam itu.

Advertisement

Pergelaran wayang kulit itu merupakan angkaian acara program Makin Cakap Digital 2023 yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo). Sumarjan, 46, asal Paranggupito, tampak menikmati pertunjukan di antara ribuan penonton wayang kulit pada malam itu.

Ia mengaku sengaja menyempatkan diri menonton wayang kulit di Giriwoyo. Sudah biasa bagi bapak dua anak itu menonton wayang semalam suntuk di Paranggupito dan sekitarnya.

Advertisement

Ia mengaku sengaja menyempatkan diri menonton wayang kulit di Giriwoyo. Sudah biasa bagi bapak dua anak itu menonton wayang semalam suntuk di Paranggupito dan sekitarnya.

“Ke sini ya mau nonton wayang. Tadi dari rumah habis Isya, naik motor. Rumah saya dari sini kira-kira ya setengah jam,” kata Sumarjan saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu malam.

Meski di rumah sudah ada televisi, Sumarjan mengaku lebih senang menonton wayang kulit secara langsung. Menurut dia, cerita dan suasana pertunjukan wayang kulit tak bisa digantikan oleh pertunjukan apa pun.

Advertisement

Warga Giriwoyo, Rizki Ramdani, 23, juga mengaku sudah suka menonton pergelaran wayang kulit sejak masih belia. Malam itu merupakan kesekian puluh pertunjukan wayang yang ia tonton secara langsung.

Pertunjukan wayang kulit dalang Ki Bayu Aji Pamungkas di Lapangan Desa Platarejo, Giriwoyo, Wonogiri, Sabtu (8/7/2023) malam. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Ia datang ke pertunjukan di Lapangan Platarejo bersama tiga teman sepantarannya. “Kadang kalau ada live streaming pertunjukan wayang, saya nonton. Tapi lebih sering nonton wayang yang bukan siaran langsung. Misalnya kaya pertunjukannya Pak Purbo Asmoro atau swargi Pak Seno Nugroho,” ucap dia.

Banyak Ajaran dan Tuntunan

Rizki menyukai wayang bukan karena sekadar menghibur. Tetapi juga karena wayang memiliki nilai-nilai falsafah kehidupan yang bisa menjadi tuntunan. Salah satu lakon favoritnya dalam cerita wayang yaitu lakon Dewa Ruci karena mengajarkan kepatuhan kepada guru dan menemukan jati diri.

Advertisement

Pantauan Solopos.com di sejumlah pertunjukan wayang di Wonogiri, penonton kesenian tradisional itu selalu ramai. Bahkan warga baik muda atau tua, perempuan atau laki-laki mereka banyak yang bertahan menonton wayang hingga dini hari.

Di Wonogiri, pergelaran wayang kulit biasanya diadakan sebagai bagian rangkaian hajatan, ruwatan, hingga bersih dusun atau desa. Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri, Eko Sunarsono, menyatakan wayang kulit masih menjadi tontonan favorit banyak warga di Wonogiri.

Hal itu bukan karena Wonogiri kurang pertunjukan kesenian lain. Tetapi masyarakat Wonogiri masih percaya wayang layak menjadi tuntunan selain tontonan.

Advertisement

Dia menjelaskan sebagian besar masyarakat di wilayah di Wonogiri masih menggandrungi wayang. Kesenian nenek moyang ini masih dipandang sebagai kesenian yang sakral. Maka setiap bersih dusun atau kegiatan-kegiatan lain wayang menjadi pertunjukan wajib.

“Maka wajar di setiap pertunjukan wayang, masih banyak orang yang mau menonton. Apalagi kalau pertunjukan itu memang hasil dari gotong royong bersama. Mereka merasa punya gawe,” kata Eko.

Di sisi lain, sanggar-sanggar pedalangan juga masih eksis di beberapa kecamatan Kabupaten Wonogiri. Masing-masing kecamatan pada umumnya mempunyai dalang andalan. Pemkab Wonogiri pun, sampai saat ini masih berupaya agar wayang tetap lestari, salah satunya dengan mengadakan festival dalang bocah.

“Program-program pemerintah pun sampai sekarang masih menggunakan wayang kulit sebagai sarana sosialisasi marena cukup efektif, apalagi dikemas dengan halus,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif