SOLOPOS.COM - Suasana Wedangan Jaga Demokrasi di Manahan, Banjarsari, Kota Solo, Senin (12/2/2024) malam. (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO–Diskusi bertema Jaga Demokrasi digelar di tengah dinginnya malam, Senin (12/2/2024), di Wedangan Pak Bog, Manahan, Banjarsari, Solo.

Diskusi tersebut diikuti puluhan anak muda dan aktivis organisasi masyarakat. Diskusi membahas berbagai isu strategis dan jalannya demokrasi negeri.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah satunya tentang legitimasi Presiden dan Wapres terpilih, di tengah gelombang protes dan unjuk rasa yang terjadi. Apakah mereka punya legitimasi.

Pengamat politik nasional, Arif Nurul Imam, sebagai salah satu pembicara, mengatakan Capres-Cawapres pemenang Pemilu 2024 tetap punya legitimasi.

“Bukan berarti tidak ada pengaruhnya. Tentu ada pengaruhnya. Tapi secara kalkulasi politik ini tidak begitu mengkhawatirkan bagi legitimasi hasil pemilu, siapa pun yang terpilih.Bukan saya mengabaikan. Tapi dampaknya tak begitu besar,” urai dia.

Arif menjelaskan gelombak kritik dan protes yang terjadi beberapa waktu terakhir banyak diinisiasi oleh akademisi dan mahasiswa. Sebagai masyarakat kelas menengah di Indonesia, mereka mempunyai kelemahan karena tidak mempunyai akar.

“Terkait dengan kritik, protes hari ini dari berbagai kekuatan masyarakat sipil, akademisi, LSM, mahasiswa, saya kira kelemahan kelas menengah di Indonesia adalah tidak berakar. Artinya mereka tidak membumi sampai akar rumput,” kata dia.

Karena tidak mempunyai akar atau basis massa, Arif menjelaskan protes dan kritik dari kelompok menengah kritis tidak punya resonansi politik yang kuat. “Dampak terhadap legitimasi tentu ada. Tapi tentu tidak begitu signifikan,” ujar dia.

Arif mengatakan legitimasi hasil Pemilu penting memastikan jalannya pemerintahan ke depan. Pemimpin yang dihasilkan dari Pemilu yang tidak baik, tentu legitimasinya kurang. Pemimpin bersangkutan akan mendapatkan banyak resistensi.

“Pemimpin yang tak legitimate di hadapan publik akan mendapat resistensi dan perlawanan ketika membuat kebijakan-kebijakan publik. Sehingga penting memastikan Pemilu tak hanya damai, lancar dan jurdil. Tapi juga harus legitimate,” imbuh dia.

Di sisi lain Arif juga mengulas tentang peta politik Pemilu 2024 menjelang pemungutan suara. Menurut dia, masa tenang justru menjadi masa yang sangat mencemaskan bagi para pasangan Capres-Cawapres maupun tim sukses masing-masing.

“Masa tenang ini sejatinya menegangkan dan mencemaskan, khususnya bagi pasangan calon dan tim sukses masing-masing,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya