Soloraya
Rabu, 25 April 2018 - 00:30 WIB

WGM Wonogiri Jadi Lokasi Lomba Layangan Nasional

Redaksi Solopos.com  /  Ivan Andimuhtarom  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p>Solopos.com, WONOGIRI&mdash;<a title="Saber Pungli Wonogiri Sidak Layanan Publik" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180420/495/909346/saber-pungli-wonogiri-sidak-layanan-publik">Kabupaten Wonogiri</a> menjadi salah satu dari tiga daerah tempat digelarnya <em>Ekshibisi Layang-Layang Tiga Kota</em> (ELTK) 2018 tingkat nasional, Juli mendatang. Gelaran yang akan melibatkan para pelayang nasional dari berbagai daerah itu diyakini mampu mendongkrak pariwisata Kota Sukses.</p><p>Kegiatan digelar Perkumpulan Pekarya Layang-Layang Indonesia (Perkalin) Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (DKOP). Memainkan layang-layang tergolong olahraga dirgantara. Perkalin rencananya menjadi bagian dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).</p><p>Ketua panitia kegiatan dari Perkalin Jateng, Widodo Kurniawan, saat dihubungi <em>Solopos.com</em>, Jumat (20/4/2018), menginformasikan ELTK tahun ini akan digelar di Tulungagung, Jawa Timur pada 1 Juli, Tuban, Jawa Timur 8 Juli, dan Wonogiri 15 Juli. Kegiatan di Kota Sukses digelar di lapangan Wisata Waduk Gajah Mungkur (WGM).</p><p>Rangkaian eksibisi akan ditutup dengan acara lomba layang-layang di Pantai Parangkusumo, Bantul, DIY. Khusus di <a title="Korupsi Sumur Bor Wonogiri Berakhir Antiklimaks" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180420/495/911771/korupsi-sumur-bor-wonogiri-berakhir-antiklimaks">Wonogiri </a>&nbsp;akan digelar dua nomor lomba, yakni layang-layang kreasi dan tradisional.</p><p>Layang-layang kreasi seperti bentuk dua dimensi, tiga dimensi, dan tren atau renteng. Objek yang dinilai <a title="Kreatif, Guru Paud Wonogiri Raup Jutaan Rupiah dari Tali Kur" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180407/495/908733/kreatif-guru-paud-wonogiri-raup-jutaan-rupiah-dari-tali-kur">keunikan</a>, komposisi warna, manuver di udara, dan sebagainya. Layang-layang tradisional merupakan layang-layang konvensional dengan <em>sendaren</em> atau alat yang bisa mengeluarkan bunyi dan di bagian bawah dibentuk bulan sabit atau bintang.</p><p>Salah satu objek yang dinilai seberapa keras bunyi <em>sendaren</em>. Layang-layang yang bisa mengikuti lomba harus berukuran minimal 1,5 meter baik panjang, lebar, dan tinggi. &ldquo;Sebenarnya ada nomor lain yang bisa diperlombakan, yakni <em>sangkutan. </em>Tapi untuk kali ini belum bisa dilaksanakan,&rdquo; kata Widodo.</p><p>Panitia akan mengundang puluhan pelayang nasional dari berbagai daerah, termasuk Wonogiri. Pelayang nasional tersebut dari Tulungagung, Ponorogo, Surabaya, Magelang, Muntilan, Solo, Jogja, Tuban, Calacap, Sidoharjo, Kediri, dan lainnya. Khusus peserta dari Wonogiri akan mengikuti lomba layang-layang tradisional.</p><p>Menurut Widodo ada komunitas layang-layang dari Sidoharjo yang sering mengikuti lomba di sejumlah daerah. Setiap diundang untuk mengikuti lomba para pelayang Wonogiri selalu hadir meramaikan kegiatan.</p><p>Sekretaris DKOP Wonogiri, Fredy Sasono, menyambut baik akan digelarnya ELTK. Dia meyakini <em>event </em>itu bisa meningkatkan kunjungan di Wisata WGM sekaligus menjadi ajang promosi daerah.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p>

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif