Soloraya
Minggu, 26 Desember 2021 - 12:48 WIB

Wisata Baru di Klaten: Naik Bebek Air di Sungai Tempuk Pusur, Seru Lur!

Ponco Suseno  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wahana bebek air di aliran Sungai Tempuk Pusur, Desa Bolopleret, Kecamatan Juwiring, awal pekan kemarin. (Istimewa/Dokumentasi Pemdes Bolopleret)

Solopos.com, KLATEN — Pemerintah Desa (Pemdes) Bolopleret, Kecamatan Juwiring, Klaten, Jawa Tengah, menyulap Sungai Tempuk Pusur sebagai objek wisata air, dalam beberapa hari terakhir. Wahana andalan di objek wisata air tersebut, yakni bebek-bebakan yang dapat dinikmati pengunjung dengan harga terjangkau.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, wahana bebek-bebekan menjadi fasilitas di objek wisata air di aliran Sungai Tempuk Pusur di Desa Bolopleret, Kecamatan Juwiring. Aliran sungai tersebut biasanya difungsikan mengairi areal persawahan di Bolopleret dan sekitarnya. Selain dapat menaiki wahana bebek-bebakan, pengunjung juga dapat menikmati pemandangan sawah di dekat sungai.

Advertisement

“Kami memiliki gagasan ini karena aliran Sungai Tempuk Pusur sangat cocok diberi bebek-bebekan [airnya cukup berlimpah]. Selain wisata air, ini juga untuk mengedukasi masyarakat bahwa kepedulian terhadap lingkungan melalui pelestarian sungai dapat memberikan dampak positif ke warga,” kata Kepala Desa (Kades) Bolopleret, Kecamatan Juwiring, Catur Joko Nugroho, kepada Solopos.com, Minggu (26/12/2021).

Baca juga: Objek Wisata Klaten Buka Saat Libur Nataru Lur Tapi Ada Pembatasan

Advertisement

Baca juga: Objek Wisata Klaten Buka Saat Libur Nataru Lur Tapi Ada Pembatasan

Harga Tiket 

Catur Joko Nugroho mengatakan jumlah bebek-bebekan yang berada di aliran Sungai Tempuk Pusur mencapai tiga unit. Para pengunjung dapat memanfaatkan bebek-bebekan di aliran sungai sepanjang 300 meter.

“Harganya cukup terjangkau, cukup Rp5.000 selama 15 menit. Dari segi keamanan, kami sudah menjaminnya. Kami sudah siapkan pelampung. Selama naik bebek-bebekan juga ada pemuda yang mengawasi. Sebelum kami launching pekan kemarin, kami sudah membuktikan bawah bebek-bebekan ini aman bagi pengunjung,” katanya.

Advertisement

“Kami sudah merintis BUMDesa sejak tahun 2015. Selain bebek-bebekan, ada unit lain, seperti kuliner dan penjualan obat serta alat pertanian. Khusus bebek-bebekan, kami buka dari pagi hingga sore. Biasanya yang paling ramai di hari Minggu. Soalnya ada sentra kulinernya juga, seperti sawut, keripik, bubur, jajanan pasar, dan lainnya [pukul 06.30 WIB-09.00 WIB]. Pengunjungnya di hari Minggu kemarin [pekan kemarin] sudah sangat ramai,” katanya.

Baca juga: Truk Galian C Dilarang Beroperasi di Klaten Selama Nataru

Selain mulai mengembangkan wisata air, lanjut Catur Joko Nugroho, Pemdes Bolopleret juga mengembangkan program Bolopleret dengan Seribu Tanaman Obat Keluarga alias Boloserto. Melalui program tersebut, seluruh warga di Bolopleret diajak menyediakan obat-obatan herbal dengan menanam tanaman di pekarangan rumah. Dengan obat-obatan herbal, warga juga dapat mengurangi obat kimia, meningkatkan stamina di tengah pandemi Covid-19, dan dapat meningkatkan ekonomi keluarga.

Advertisement

“Untuk Boloserto itu hasil kreativitas dari anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Bolopleret yang diprakarsai Sukeksi Woro P., selaku bidan desa,” katanya.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Klaten, Endang Yoga Hardaya, mengapresiasi hasil kreativitas setiap desa dalam rangka mendukung ketahanan pangan keluarga di tengah pandemi Covid-19. Hal itu sebagaimana yang telah dilakukan di Desa Bolopleret, Kecamatan Juwiring.

“Harus dapat memanfaatkan lahan pekarangan. Bisa ditanami aneka sayuran dan tanaman empon-empon. Selain dapat mendukung daya tahan tubuh juga bisa meningkatkan ekonomi keluarga di tengah pandemi Covid-19,” katanya.

Advertisement

Baca juga: Kisah Mbah Minto Klaten Viral: Saya Hanya Menirukan Gerakan Ucup

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif