SOLOPOS.COM - Taufiq Sidik Prakoso Spanduk kritikan terhadap pemerintah terkait jalur evakuasi yang rusak parah membentang di tepi jalan Kaliwuluh-Deles, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Sabtu (1/1/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN—Warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, tak bakal melepas spanduk berisi kalimat protes ke pemerintah sebelum ruas jalur evakuasi Gunung Merapi diperbaiki. Spanduk bernada protes itu sudah terpasang sebulan terakhir.

Spanduk kain dipenuhi tulisan kritikan jalan rusak yang terpasang di tepi jalan itu sepanjang 81 meter terpasang di depan lapangan Sidorejo tak jauh dari kantor desa setempat. Sejumlah curhatan yang tertulis pada spanduk itu seperti “Rusak 6 km Ora 1,5 km I Love Klaten”, “Kemalang Taat Pajak”, “Jangan Ragu!!! Suarakan Tangisan Rakyatmu Wahai Wakil Rakyatku”, serta “Gronjal Dalan Ngelingke Janjimu. Sidorejo Wisata Jeglongan 7000”. Spanduk itu terpasang sebagai kelanjutan audiensi yang dilakukan perwakilan warga ke DPRD Klaten pada 25 November 2021.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sementara itu, Bupati Klaten, Sri Mulyani, dan sejumlah pejabat Pemkab Klaten mendatangi Sidorejo, Sabtu (1/1/2022). Kedatangan pejabat Pemkab itu untuk mengikuti kegiatan bakti sosial yang digelar Karang Taruna Klaten di Kantor Desa Sidorejo. Selain itu, Mulyani juga mengecek kondisi jalur evakuasi di Sidorejo yang rusak parah.

Baca Juga: Ada Jembatan Gantung, Warga Girpasang Berharap Bisa Bawa Motor ke Rumah

Salah satu warga Dukuh Mbangan, Desa Sidorejo, Sukiman, mengatakan warga berharap Bupati segera memprioritaskan perbaikan setelah mengecek langsung kondisi jalur evakuasi di Sidorejo. Mumpung masih di awal tahun, warga tetap meminta ada pergeseran anggaran untuk menuntaskan perbaikan jalur evakuasi minimal 6 km jalur evakuasi di Sidorejo pada tahun ini. Sementara itu, rencananya alokasi anggaran perbaikan jalur evakuasi di Sidorejo pada 2022 diperkirakan baru cukup untuk betonisasi jalan sepanjang 1,5 km.

“Ibu [Bupati Klaten, Sri Mulyani] sudah ke sini dan melihat anak tiri dengan kondisi [jalur evakuasi] seperti ini. Kemudian orientasinya adalah skala prioritas. Ini menyangkut nyawa manusia kaitannya dengan Merapi,” kata Sukiman saat ditemui di Sidorejo, Sabtu.

Saat malam pergantian tahun, warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi di Sidorejo mengundang Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Warga ingin mengetahui aktivitas Merapi saat ini dan potensi ancaman. Lantaran aktivitas vulkanik Merapi masih siaga, ancaman ke warga tetap ada.

Baca Juga: Ada Jembatan Gantung, Akses ke Girpasang Tegalmulyo Klaten Kian Komplet

“Iya, memang jalur evakuasi ini harus didahulukan [diperbaiki] karena sekarang sedang berstatus siaga. Kalau nantinya status turun, alhamdulillah. Tetapi kalau status Merapi naik ke awas, memaksa kami harus turun [evakuasi] lewat jalur ini,” kata dia.

Jika perbaikan jalur evakuasi tak segera dituntaskan, justru ancaman korban jalur evakuasi yang rusak parah lebih besar ketimbang ancaman erupsi Merapi.

Terkait spanduk kritikan, Sukiman menegaskan tak bakal dilepas sebelum perbaikan jalur evakuasi tuntas setidaknya 6 km jalan di Sidorejo yang rusak rampung. “Spanduk tetap dipasang sampai eksekusi jalan sampai di sana mulus,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya